Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Dibeli Rp783 Miliar, KRL Impor dari China Baru Bisa Digunakan pada 2025

Proses pengadaan sarana KRL membutuhkan waktu sedikitnya 13,5 bulan sejak dilakukan pemesanan.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dibeli Rp783 Miliar, KRL Impor dari China Baru Bisa Digunakan pada 2025
Bambang Ismoyo/Tribunnews.com
Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba. Proses pengadaan sarana KRL membutuhkan waktu sedikitnya 13,5 bulan sejak dilakukan pemesanan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT KAI Commuter (KCI) telah memesan 3 rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) dari China, tepatnya dari CRRC Sifang Co., Ltd.

Namun, KRL tersebut baru dapat digunakan melayani penumpang pada 2025.

Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menjelaskan, proses pengadaan sarana KRL membutuhkan waktu sedikitnya 13,5 bulan sejak dilakukan pemesanan.

Diketahui, KAI Commuter bersama CRRC Sifang Co., Ltd. melakukan penandatanganan Kontrak Kerjasama Pengadaan Sarana Kereta Rel Listrik (KRL) Baru pada 31 Januari 2024 di Beijing, China.

Baca juga: KAI Commuter Lebih Pilih Pesan 3 Trainset KRL dari China, Ini Alasan Manajemen

Pada Kontrak Pengadaan Sarana KRL Baru ini, KAI Commuter membeli 3 rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V.

Pengadaan 3 rangkaian KRL baru diimpor oleh CRRC Sifang, dengan total investasi sekitar Rp783 miliar.

Berita Rekomendasi

"Jadi ini memang membutuhkan waktu, sehingga paling cepat datangnya baik dari impor itu adalah 13, 5 bulan, itu datang pertama nanti di Indonesia," ungkap Anne di Kantor Pusat KAI Commuter, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Selanjutnya, Anne juga mengatakan, setelah tiba dari China, rangkaian KRL tersebut harus melewati sejumlah tahapan agar bisa beroperasi di Indonesia.

KRL tersebut akan dilakukan uji coba perjalanannya tanpa penumpang dengan jarak tempuh minimal 4.000 kilometer.

Setelah itu, rangkaian kereta baru memperoleh sertifikasi layak jalan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Targetnya itu 13,5 bulan lulus uji yang 4.000 kilometer, tapi kita targetnya ya 15 bulan dan bulan ke-16 bisa beroperasi layani penumpang. Jadi nanti ada sertifikasi dari DJKA," paparnya.

Anne juga menjelaskan detail terkait alasan pemilihan CRRC dalam bagian pengadaan 3 rangkaian KRL baru.

Padahal, lanjut Anne, sebelumnya ada 3 negara yang siap memenuhi kebutuhan rangkaian KRL untuk KAI Commuter. Yakni Jepang, Korea Selatan, dan China.

Untuk Jepang, Anne mengungkapkan Manajemen melihat bahwa harga fasilitas sarana yang dimaksud dinilai cukup mahal.

Sehingga manajemen melakukan penjajakan dan melakukan perbandingan dari negara lain. Yang pada akhirnya muncul lah opsi dari Korea Selatan dan China.

Namun, saat dilihat dari sisi spesifikasi, Manajemen memutuskan untuk memilih China, dalam hal ini CRRC.

"Ada spesifikasi teknis yang mendekati dari CRRC, karena dia produknya sesuai dengan atau benar-benar sesuai permintaan kita," ungkap Anne di Kantor Pusat KAI Commuter, Jakarta, Selasa (6/2/2024).

"Kalau yang dari Korea itu mereka menggunakan aluminium, kalau kita kan sudah stainless steel. Dan dari harga juga sangat kompetitif antara tiga negara ini," sambungnya.

Tak hanya dari sisi harga dan spesifikasi teknis, Anne melanjutkan, terpilihnya CRRC dikarenakan perusahaan tersebut telah berpengalaman terlibat di berbagai proyek infrastruktur perkeretaapian di sejumlah negara.

CRRC diketahui telah terlibat dalam proyek perkeretaapian di 28 negara, baik Asia maupun Eropa.

"Saat ini mereka sedang melakukan kerjasama dengan 28 negara dalam pengadaan sarana kereta," papar Anne.

"Pengadaan tersebut baik untuk Commuter maupun High Speed Train di beberapa negara termasuk Eropa Asia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas