Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Saatnya 'Move On' Dari AS, Indonesia Incar Negara Pengimpor Udang Terbesar Dunia

Saatnya 'move on' dari kebijakan Amerika Serikat yang menuding Indonesia melakukan dumping ekspor udang beku.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saatnya 'Move On' Dari AS, Indonesia Incar Negara Pengimpor Udang Terbesar Dunia
Istimewa
Klaster tambak udang vaname di Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat 

TRIBUNNEWS.COM -- Saatnya 'move on' dari kebijakan Amerika Serikat yang menuding Indonesia melakukan dumping ekspor udang beku.

Kini para pengusaha melirik negara besar lainnya sebagai pasar produk perikanan unggulan tersebut.

Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP51) mengicar China menjadi negara potensial ekspor udang.

Baca juga: Pemilihan Ikemen Perikanan Nango Miyazaki Jepang, Pemagang Indonesia Dapat Penghargaan Khusus

Ketua Umum AP51 Budhi Wibowo meminta agar pemerintah memaksimalkan penjajakan pasar China untuk menggantikan pasar AS.

China adalah negara dengan penduduk besar dan menjadi pasar yang potensialuntuk dikembangkan.

Negeri tirai bambu ini juga terbukti sebagai negara pengimpor udang terbear di dunia yaitu 1 juta ton per tahun.

Selama ini eskpor ke China telah dilakukan, akan tetapi jumlahnya masih sangat kecil yaitu 14 ribu ton per tahun, hanya sekitar 1,4 persen dari total impor udang China dari seluruh dunia.

Berita Rekomendasi

"Berdasarkan data tersebut, China perlu menjadi target utama pasar ekspor udang Indonesia selain US dan Jepang," kata Budhi pada Kontan.co.id, Selasa (6/2/2024).

Untuk itu, ia meminta dukungan pemerintah agar memfasilitasi para eksportir udang Indonesia untuk menembus pasar China, salah satunya melalui pameran dagang perikanan di China, terutama China Fishery & Seafood Expo yang diselenggarakan di Qingdao pada tanggal 30 Oktober 2024 sampai dengan 1 November 2024.

"Pameran tersebut merupakan pameran dagang perikanan terbesar di China bahkan juga menjadi pameran dagang perikanan terbesar di dunia," jelas Budhi.

Pasar lain yang menurutnya potensial untuk dijajaki adalah Timur tengah, Korea Selatan dan Taiwan.

Baca juga: Tiga Pemagang Perikanan Asal Indonesia Ikut Nango Ikemen Election di Miyazaki Jepang

Selain itu, menurutnya pasar dalam negeri juga perlu dimaksimalkan mengingat Indonesia sendiri sebetulnya adalah market yang sangat besar.

"Hanya pasar dalam negeri untuk udang masih belum digarap serius, perlu upaya bersama antara pemerintah dengan pelaku swasta untuk mempromosikan udang ke pasar dalam negeri," jelas Budhi.

Diketahui, Indonesia mendapatkan tuduhan anti dumping (AD) dan contervailing duties (CVD) terhadap ekspor udang beku ke pasar AS dari American Shrimp Processors Association (ASPA) melalui petisi sejak 25 Oktober 2023 lalui.

Cakupan udang asal Indonesia yang dikenakan petisi meliputi seluruh udang tropis beku, tidak termasuk udang segar dan udang breaded. Karena tuduhan tersebut, kinerja ekspor udang Indonesia diprediksi akan turun, mengingat AS merupakan pasar terbesar udang Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini tengah membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di beberapa negara, termasuk di kawasan Asia, Afrika, dan Eropa.

"Termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika Selatan, tentu penguatan akses pasar udang global untuk membuka pasar non-tradisional yang potensial ini penting," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono setelah bertemu dengan perwakilan Shrimp Club Indonesia (SCI) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Trenggono juga melihat China sebagai salah satu pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia.

Hal ini merujuk pada pertumbuhan pasar udang China yang signifikan selama lima tahun terakhir (2018-2022), mencapai 49% per tahun dan mencapai US$ 6,3 miliar pada 2022.

Sementara itu, pangsa pasar Indonesia masih sangat kecil, hanya sekitar 1,8% pada tahun tersebut.

Terkait dengan upaya membuka akses pasar alternatif, Trenggono mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif petambak, supplier, pengolah, asosiasi udang, APRINDO, PPJI, PHRI, dan Horeka untuk meningkatkan serapan pasar domestik.

Trenggono juga meminta agar terus dilakukan inovasi untuk menjawab kebutuhan pasar.

"Tentu sinergi dengan pelaku usaha sangat penting, dan kami sangat senang dengan optimisme pelaku usaha udang terhadap komoditas ini. Jangan lupa juga inovasi produk udang siap masak dan siap makan untuk menjawab kebutuhan dan tren pasar," ujar Menteri Trenggono.

Investasi Meningkat

Investasi sektor perikanan meningkat di tahun lalu. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia hingga kuartal empat 2023 melejit 49,52% menjadi Rp 9,56 triliun.

Khusus investasi dari penanaman modal asing (PMA), realisasi terbesar dari China sebesar Rp 370,74 miliar.

"Disusul Malaysia Rp 240,47 miliar, dan Swiss Rp 152 miliar,” kata Trenggono saat memberi sambutan di acara 'Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024' Senin (5/2).

Trenggono bilang, berdasarkan bidang usaha dinyatakan pengolahan Ikan menempati urutan pertama investasi yakni mencapai Rp 3,65 triliun.

"Selanjutnya budidaya periksa Rp 2,6 triliun, pemasaran Rp 1,95 triliun, penangkapan ikan Rp 1,18 triliun dan jasa perikanan Rp 186,51 miliar," ujarnya.

Trenggono mengatakan, betapa besarnya sektor kelautan dan perikanan Indonesia menyimpan potensi investasi di bidang perikanan.

"Sektor kelautan dan perikanan Indonesia adalah sektor yang bisa ditelusuri. Karena itu, saya mengajak para investor masuk ke sektor kelautan dan perikanan Indonesia," imbuhnya. (Kontan/Lailatul Anisah/Lendi Wandira/Noverius Laoli)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas