Persaingan Kendaraan Listrik Makin Ketat, Tesla Diterpa Isu PHK
Tesla sebagai pabrikan besar di pasar mobil listrik berupaya memperketat belanja perusahaan.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan pasar kendaraan di seluruh dunia membuat persaingan industri otomotif kian ketat di tahun 2024, terlebih pada sektor kendaraan listrik.
Tesla sebagai pabrikan besar di pasar mobil listrik berupaya memperketat belanja perusahaan.
Opsi yang berkemungkinan besar pada efisiensi tersebut adalah pengurangan karyawan atau PHK.
Melansir Carscoops, perusahaan memicu kekhawatiran bahwa mereka sedang mencari tempat untuk mengurangi staf setelah bertanya kepada manajer posisi karyawan mana yang penting.
Baca juga: Xi Jinping Cekal Penjualan Mobil Baru Tesla, Cybertruck Terancam Gagal Masuk Pasar China
Meskipun Tesla biasanya meminta mereka untuk menilai bawahan mereka dalam skala 1 hingga 5 setiap enam bulan, Tesla membatalkan beberapa tinjauan tersebut tahun ini dan hanya menanyakan apakah pekerjaan seorang karyawan penting bagi perusahaan.
Meskipun belum ada pengumuman PHK, perusahaan berada dalam posisi yang tidak nyaman.
Menurut Bloomberg, jumlah karyawan Tesla meningkat sekitar dua kali lipat sejak tahun 2020 dan sekarang mempekerjakan 140.000 orang secara global.
Faktanya, jumlah karyawan pabrikan mobil Amerika tersebut meningkat sekitar 10 persen pada tahun 2023 saja.
Sayangnya, prospek tahun 2024 yang suram, biaya penelitian dan pengembangan yang tinggi mendorong Tesla untuk mempertimbangkan setiap tindakan penghematan biaya.
Kepala Keuangan Tesla Vaibhav Taneja, mengatakan perusahaan secara aktif berupaya menghemat uang.
"Ini adalah latihan yang terus-menerus dan kami harus mengejar setiap sen yang kami bisa. Kami memiliki tim kuat yang sangat fokus pada hal ini," tutur Taneja masih dilansir dari Carscoops, Kamis (8/2/2024).
Hal ini jelas bukan merupakan PHK putaran pertama yang dilakukan perusahaan, dimana lusinan karyawan diberhentikan di Buffalo pada bulan Februari lalu.
Perusahaan berencana menghabiskan 10 miliar dolar AS di tahun mendatang dan analis memperkirakan pengeluaran akan meningkat seiring Tesla mengerjakan kendaraan listrik kompak berbiaya rendahnya.
CEO Tesla Elon Musk, telah mengakui bahwa perusahaannya berada di antara dua gelombang pertumbuhan besar, untuk permintaan Model 3 dan Y, serta peluncuran mendatang yang diperkirakan banyak orang akan disebut Model 2.
Meskipun isu ini beredar, perusahaan tersebut masih memiliki ratusan lowongan pekerjaan di situs webnya, yang mungkin berarti bahwa Tesla tidak ingin mengurangi jumlah karyawannya.