Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Singapura Ketiban Berkah, Kekisruhan Houthi di Laut Merah Buat Penjualan BBM Melejit

Volume penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Singapura dalam beberapa sebulan terakhir mengalami lonjakan tajam, melesat sebesar 12 persen

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Singapura Ketiban Berkah, Kekisruhan Houthi di Laut Merah Buat Penjualan BBM Melejit
bloomberg
Volume penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Singapura dalam beberapa sebulan terakhir mengalami lonjakan tajam, melesat sebesar 12 persen mencapai 4,9 juta ton. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Volume penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Singapura dalam beberapa sebulan terakhir mengalami lonjakan tajam, melesat sebesar 12 persen mencapai 4,9 juta ton.

Jumlah tersebut melonjak jauh bila dibandingkan dengan volume penjualan di tahun sebelumnya. Menurut laporan yang dirilis otoritas Pelabuhan Singapura, lonjakan penjualan minyak selama Januari bisa terjadi setelah kapal – kapal dagang yang melintas di Laut Merah mulai diserang milisi Houthi Yaman.

Baca juga: Kapal-kapal Israel Berhenti Beroperasi di Laut Merah, Beralih Andalkan Kapal Sewaan, Ini Kata Houthi

Imbas serangan tersebut ratusan kapal memilih untuk mengalihkan rute pelayaran dari Laut Merah ke Semenanjung Harapan. Pengalihan rute baru sengaja dilakukan para perusahaan pengapalan dengan alasan keamanan.

Namun karena perubahan rute, ratusan kapal harus menempuh jarak perjalanan yang cukup jauh, alhasil para pengapal mulai berebut mengisi bahan bakar di pangkalan minyak terdekat untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan minyak di saat kapal berlayar.

“Karna rute pelayaran yang lebih panjang, beberapa kapal memilih untuk meningkatkan kecepatan berlayar hal ini mendorong mereka untuk mengisi bahan bakar di sepanjang rute Afrika, salah satunya seperti pusat pengisian bahan bakar utama seperti Singapura,” kata Fotios Katsoulas, analis utama pengiriman tanker dan bahan bakar alternatif untuk S&P Global Commodity Insights.

“Berkat permintaan ini, secara keseluruhan penjualan minyak di pusat bunkering Singapura meningkat 12 persen. Menjadi volume bulanan tertinggi dalam data sejak tahun 1995,” imbuh Fotios.

BERITA REKOMENDASI

Lonjakan volume penjualan bahan bakar minyak rendah sulfur di Singapura diprediksi akan terus terjadi hingga beberapa pekan kedepan, mengingat konflik di Laut Merah hingga kini terus memanas dan tak kunjung mereda.

“Perkiraan menunjukkan jumlah ini bisa bertambah hingga 5 persen, jika lebih banyak kapal menghindari Laut Merah dan beberapa di antaranya mempercepat lajunya untuk meminimalkan durasi pelayaran yang lebih panjang,” kata Fotios.

Selain pangkalan BBM di Singapura, lonjakan volume penjualan minyak mentah juga dialami oleh pelabuhan-pelabuhan di sekitar Laut Hindia seperti Port Louis di Mauritius, Gibraltar dan pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Canary dan Afrika Selatan.

Baca juga: Kapal HMS Diamond Inggris Balik Kanan Kena Serangan di Laut Merah, Houthi Tak Mundur Dukung Gaza

Harga BBM Mahal

Lebih lanjut akibat lonjakan penjualan minyak, kini biaya premi bunker Singapura untuk pengisian VLSFO ikut terkerek naik hingga lebih dari 30 dolar AS per metrik ton. Melonjak jauh bila dibandingkan dengan harga premi sebelumnya yang hanya dibanderol 25 dolar AS.

Ancaman kenaikan harga minyak sebelumnya telah diproyeksikan oleh Colby Connelly, dalam laporannya ia memperingatkan para investor untuk mewaspadai terjadinya kenaikan harga minyak dunia.

Adapun peringatan tersebut dilontarkan Connelly pasca puluhan kapal kargo pengangkut minyak mulai menangguhkan pengirimannya hingga batas waktu yang ditentukan, demi menghindari serangan Houthi yang saat ini menguasai Laut Merah.

Senada dengan Rob Thummel, direktur perusahaan investasi energi Tortoise Capital. Thummel memproyeksi peristiwa di Laut Merah dapat menyebabkan harga minyak bergerak lebih tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas