Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tugas Presiden Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ini Problemnya

Chatib memberikan contoh negara maju di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mencapai angka pertumbuhan double digit.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tugas Presiden Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ini Problemnya
Kompas/Pramdia Arhando Julianto
Ekonom senior M Chatib Basri. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri menyampaikan kepada presiden terpilih ada pekerjaan rumah yakni mendorong pertumbuhan ekonomi lima tahun ke depan.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang dapat mengakselerasi ekonomi menuju aging population atau peningkatkan populasi lansia secara progresif pada 2050.

“Kesempatan untuk Indonesia tinggal 26 tahun lagi dari saat ini sehingga siapapun presidennya butuh mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari 6 persen sampai 7 persen,” kata Chatib dalam paparannya, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Riset: Berapa Kerugian Ekonomi yang Diciptakan Sebuah Perang?

Chatib menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih di sekitar 5 persen.

Sementara untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap ada beberapa isu yang harus dihadapi.

Dosen Universitas Indonesia ini mengungkapkan Indonesia butuh kontribusi investasi ke Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 41 persen – 48 persen.

“Saya percaya siapapun yang jadi presiden itu butuh mencapai pertumbuhan 6 persen – 7 persen, mereka harus mencari jalan keluar untuk itu,” tegasnya.

BERITA REKOMENDASI

Chatib menyebut kontribusi investasi ke PDB sekarsng baru mencapai 35 persen.

“Jadi ada saving investment gap yang cukup besar,” ujar dia.

Lebih lanjut, Chatib memberikan contoh negara maju di Asia seperti Jepang dan Korea Selatan mencapai angka pertumbuhan double digit.

Dia menilai kedua negara yang sudah mencapai double digit masih masih berjuang menyelesaikan isu aging population.

Sehingga dirinya meyakini ada risiko cukup besar apabila RI masih terjebak dikisaran lima persen pada 2050.

Baca juga: Ekonomi Suram, Inggris Tahun ini Resmi Masuk ke Jurang Resesi

“Tentu akan risiko apabila negara Indonesia semakin tumbuh tanpa didukung kekayaan,” ungkapnya.

Chatib menilai kebijakan pemerintahan Joko Widodo sudah berjalan di track yang tepat dengan memberikan proteksi terhadap kelompok masyarakat menengah ke bawah.

Halaman
123

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas