Jerman Jatuh ke Jurang Resesi, Jadi Negara G7 Pertama yang Ekonominya Boncos
Imbas perang yang tak kunjung mereda, harga energi di pasar global melesat naik lebih cepat dari rata-rata.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Ekonomi Jerman jatuh ke jurang resesi, pernyataan tersebut dilontarkan Bank Sentral Jerman, Bundesbank usai perekonomian negaranya menyusut 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.
“Perekonomian Jerman sedang menghadapi penurunan yang parah, kemungkinan mengalami resesi dalam arti penurunan output yang signifikan, berbasis luas dan berkepanjangan tidak dapat diidentifikasi dan saat ini tidak diharapkan," kata Bundesbank.
Tekanan ekonomi sebenarnya sudah dirasakan Jerman sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 silam. Imbas perang yang tak kunjung mereda, harga energi di pasar global melesat naik lebih cepat dari rata-rata.
Baca juga: Ekonomi Suram, Inggris Tahun ini Resmi Masuk ke Jurang Resesi
Kondisi tersebut membuat harga pangan dan kebutuhan pokok di Jerman terkerek naik, hal itu diperparah dengan melemahnya permintaan luar negeri. Serangkaian tekanan ini yang ekonomi negara terbesar di Uni Eropa tersebut mengalami pertumbuhan negatif selama empat kuartal berturut-turut.
Jerman bahkan jadi satu-satunya negara Kelompok G7 yang ekonominya menyusut tahun lalu, karena sektor manufakturnya menderita akibat guncangan energi yang berkepanjangan.
“Masih belum ada pemulihan bagi perekonomian Jerman,” kata Bundesbank, dilansir dari Reuters.
“Output bisa turun lagi pada kuartal pertama 2024. Dengan penurunan output yang kedua berturut-turut, perekonomian Jerman akan berada dalam resesi teknis," imbuh bank sentral Jerman.
Meskipun bank sentral mengakui bahwa produksi Jerman saat ini mencatatkan penurunan, namun Bundesbank memperingatkan para produsen agar tidak terlalu memikirkannya.
Karena pasar tenaga kerja di Jerman tetap kuat, pada Q4 2023, hal ini dibuktikan dengan tenaga kerja di Jerman yang mencatatkan peningkatan 28.000 orang. Selain itu Inflasi juga menyusut ke level 3,1 persen pada Januari, dari 3,8 persen pada Desember 2023.
Baca juga: Deutsche Bank PHK 3.500 Karyawan, Sinyal Resesi Kembali Hantui Pasar Global
Sinyal ini yang membuat Bank Sentral Jermal optimis ekonomi negaranya akan pulih dan suku bunga terus mengalami penurunan pada bulan-bulan mendatang.
"Secara khusus, situasi pendapatan dan dengan demikian konsumsi rumah tangga swasta harus terus membaik di masa depan dengan latar belakang pasar tenaga kerja yang stabil, upah yang meningkat tajam, dan tingkat inflasi yang menurun," kata bank sentral.