Penerimaan Pajak Januari 2024 Capai Rp 149,25 Triliun, 7,5 Persen dari Target
Sri Mulyani Indrawati melaporkan, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 149,25 triliun di awal tahun 2024.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp 149,25 triliun di awal tahun 2024.
Menurutnya, tren penerimaan pajak yang meningkat ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia konsisten tumbuh di awal tahun ini.
"Pajak tahun 2024 Januari tentu karena masih awal tahun, telah mengumpulkan Rp 149,25 triliun ini artinya 7,5 persen dari target APBN sudah kita kumpulkan," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi APBN KiTa, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Indonesia Bakal Terdampak Perlambatan Ekonomi AS dan China
Bendahara negara mengungkapkan bahwa pendorong penerimaan pajak terbesar dari sektor PPh Migas yang mencatatkan realisasi Rp 83,69 triliun, atau 56,1 persen dari total penerimaan.
"Januari ini dengan Rp 149,25 triliun penerimaan terbesar yang berasal masih dari PPh Migas," bebernya.
Berdasarkan catatan Menkeu dalam paparannya, penerimaan pajak PPh Non Migas sebesar Rp 83,69 triliun atau setara 7,87 persen dari target APBN.
Sedangkan untuk PPh Migas tercatat sebesar Rp 6,99 triliun atau 9,15 persen dari target. PPN dan PPnBM tercatat sebesar Rp 57,76 triliun atau setara 7,12 persen dari target. Adapun PBB dan Pajak lainnya baru Rp 810 miliar atau 2,14 persen dari target.
"Kalau kita lihat dari sisi penerimaan pajak bruto terakhirnya masih mengalami kenaikan, kalau Januari tahun 2021 itu hanya Rp 92,32 triliun sekarang sudah Rp 180,13 triliun," ucap dia.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyatakan bahwa penerimaan pajak di Januari ini tercatat masih positif meskipun nilainya jauh lebih tinggi pada periode yang sama tahun 2021 dan 2022 lalu.
Baca juga: Bank Mandiri: Teknologi AI Menciptakan Peluang Efisiensi Ekonomi Tapi Juga Risiko
"Jadi dalam hal ini penerimaan pajak kita masih cukup positif meskipun kita tahu bahwa tahun 2021-2022 pertumbuhan penerimaan pajak kita sangat tinggi. Jadi kita bicara tentang baseline yang tinggi," sambungnya.