Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Soal Harga Beras Naik, Ombudsman: Permasalahan Produksi

Di beberapa desa di Indramayu dipastikan gagal panen. Salah satu penyebabnya kan sedang ada pembangunan proyek bendungan.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Soal Harga Beras Naik, Ombudsman: Permasalahan Produksi
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi beras 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika menyampaikan kenaikan harga beras di Indonesia beberapa waktu ini disebabkan karena stoknya menipis akibat gagal panen dialami petani.

"Jadi harga beras sekarang tinggi penyebabnya adalah karena permasalahan produksi," ujar Yeka di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Dia mencontohkan di beberapa desa di Indramayu dipastikan gagal panen. Salah satu penyebabnya kan sedang ada pembangunan proyek bendungan.

Baca juga: Beras Mahal, Pedagang Warteg Kurangi Porsi Nasi, Pelanggan Harap Mengerti

"Di Indramayu 5 desa pasti gagal panen," tutur Yeka.

Lalu, petani juga menghadapi persoalan lain, seperti hama tikus, wereng, kemudian persoalan kekuarangan air. Hal tersebut membuat padi semakin rentan gagal panen. Kenaikan harga beras di Desember-Januari, menurut Yeka, sebenarnya umum terjadi.

"Cuma kalau menurut saya harga beras sekarang ini naik di luar kewajaran," tambah Yeka.

Berita Rekomendasi

Seharusnya persoalan produksi yang dihadapi di Indonesia harus ditanggapi serius untuk dimitigasi agar jangan sampai lebih parah. Yeka juga menyoroti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang disebutnya tidak konsisten. Menurut Yeka, bantuan pangan sebaiknya sudah digulirkan sejak April 2023.

"Kalau program itu untuk warga miskin ya bagus. Harusnya rogram seperti ini jangan tiba-tiba putus di tengah jalan. Seharusnya selalu diprogramkan," imbuh Yeka.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah membanjiri pasar tradisional dan ritel modern dengan beras Bulog atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai salah satu langkah menekan atau menurunkan harga beras.

Arief mengatakan, saat ini harga gabah sudah mulai terkoreksi, dari yang sebelumnya berkisar antara Rp8.000-Rp8.600, kini rata-rata nasional berada di angka Rp7.100. Menurut Arief, harga gabah tersebut mempengaruhi harga beras yang akan dijual di pasar.

Diketahui harga beras baik premium berdasarkan Panel Harga Beras Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari Selasa (27/2), harga beras premium kembali pecah rekor dengan naik 0,49 persen (Rp 80) menjadi Rp 16.450 per kg sedangkan harga beras medium tetap di Rp 14.300 per kg.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas