Kunci Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Indonesia Bertumpu Pada Ekonomi Domestik dan Hilirisasi
tantangan ekonomi di 2024 dari geopolitik akan mempengaruhi nilai tukar rupiah dan suku bunga
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Indonesia menghadapi tahun yang cukup menantang pada 2024. Pesta demokrasi pergantian pemimpin negara dan kondisi ekonomi global menjadi peran utama yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pendiri dan Ekonom CORE Indonesia Hendri Saparini, menyampaikan tantangan ekonomi di 2024 dari geopolitik akan mempengaruhi nilai tukar rupiah dan suku bunga, supply chain global juga ada kemungkinan akan tertahan.
Baca juga: Divestasi Vale Indonesia Diteken Sore Ini, Erick Thohir Sebut Program Hilirisasi Akan Tancap Gas
"Tantangan supply chain global ini bisa dimanfaatkan, sehingga bisa menjadi peluang industri domestik untuk berkembang," tutur Hendri Saparini dalam Workshop Hilirisasi pada Sektor Industri Kimia dan Peran Sektor Infrastruktur yang digelar Chandra Asri di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024).
Hendri menambahkan, Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi karena masih menganut sistem ekonomi tradisional atau ekonomi domestik, yang bergantung 75-80 persen pada swasta dan BUMN.
Alasan lain mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertahan adalah hilirisasi yang mendukung industri menambah nilai barang dan mendukung ekspor.
"Selama empat tahun hilirisasi dalam negeri masih belum pada tahap industrialisasi, kita optimis ke depan bisa sampai di sana. Akan tetapi diperlukan industri strategis yang bisa menyokong dan perlu diversifikasi tidak hanya pada sektor tambang," jelasnya.
Baca juga: Pernah Disinggung Gibran, Wamenkominfo Sebut Startup Jadi Bukti Nyata Hilirisasi Digital
CORE Indonesia optimis ekonomi Indonesia akan berada pada level 4,9-5 persen di 2024. Namun harus tetap fokus pada hilirisasi.
"Kuncinya ada pada hilirisasi dan membutuhkan new approach untuk meningkatkan ekonomi Indonesia, terlepas dari siapapun nanti yang terpilih pada 2024 nanti. Kemudian, keberpihakan kebijakan pada industri diperlukan karena pada dasarnya industri membutuhkan itu untuk terus berkembang," ucap Hendri.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia