Kemenparekraf: Acara Buka Puasa Bersama Bisa Topang Sektor Perhotelan Saat Ramadan
Kemenparekraf menekankan pentingnya sektor perhotelan beradaptasi di tengah peluang memasuki bulan Ramadan.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menekankan pentingnya sektor perhotelan beradaptasi di tengah peluang memasuki bulan Ramadan.
Di antaranya dengan menjadi fasilitator untuk acara buka puasa atau iftar.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menerangkan, berkaca pada bulan puasa tahun kemarin, tingkat keterisian hotel biasanya menurun di Jakarta.
Untuk itu, sektor perhotelan harus bisa beradaptasi dengan menyiapkan promo-promo khusus.
Nia mencontohkan, masyarakat Indonesia biasanya kerap mengadakan buka puasa bersama dengan kerabat.
Aktivitas ini, bisa menjadi salah satu bentuk adaptasi sektor perhotelan, yakni dengan mengadakan acara iftar bersama.
"Ini juga menjadi suatu peluang yang bisa ditawarkan oleh sektor perhotelan," ujar Nia saat the weekly brief di kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Nia menambahkan, hotel memiliki kapasitas yang memadai untuk menyelenggarakan acara iftar bersana, sahur bersama, atau sholat tarawih bersama.
Selain itu, untuk menarik tingkat keterisian hotel, pihak perhotelan juga dapat memberikan diskon khusus.
"Jadi fleksibilitas dari harga kamar dan tentunya promosi serta bisa menyasar segmen-segmen khusus," terang Nia.
Nia mengutip data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), yang memperkirakan okupansi saat libur lebaran akan tinggi.
Namun kondisi berbeda ketika saat bulan Ramadhan. Biasanya tingkat keterisian hunian kamar hotel menurun, terutama di Jakarta.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat lonjakan pemudik lebaran pada tahun 2024 mencapai 70 persen, dibandingkan lebaran tahun sebelumnya yang hanya 50 persen.
Lonjakan tersebut yang nantinya diprediksi akan menimbulkan kemacetan parah.
“Saya belum tahu angka tentunya berapa, kita masih melakukan riset bersama BPS dan pihak lainnya. Namun, angka yang kita riset biasanya setelah kita bandingkan dengan data pergerakan biasanya sama,” jelas Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Minggu (3/3/2024).
Saat ini, Menhub juga belum bisa mengetahui jumlah pasti karena tengah melakukan riset dengan berbagai, salah satunya Badan Pusat Statistik (BPS).
Namun, pihaknya telah melakukan rapat dengan Presiden dan Kapolri terkait persiapan-persiapan yang akan dilakukan untuk menghadapi lebaran tahun ini yang diprediksi alami peningkatan.
“Saya belum tahu angka tentunya berapa, kita masih melakukan riset bersama BPS dan pihak lainnya.
Namun, angka yang kita riset biasanya setelah kita bandingkan dengan data pergerakan biasanya sama.
Kami sedang mempersiapkan. Template yang telah kita lakukan setiap tahun sudah cukup matang, tapi kita tak boleh lengah, kita perlu petakan lagi,” jelas Budi.