Sasar UMKM, Ordefaz Jalin Kerjasama Pembayaran dan Pembiayaan Online dengan BPR AKU
BPR Artha Karya Usaha (AKU) memperluas jaringan layanan jasa keuangan dengan mengoperasikan kantor pusat baru
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - BPR Artha Karya Usaha (AKU) memperluas jaringan layanan jasa keuangan dengan mengoperasikan kantor pusat baru di Jl. Suniaraja No. 65, Bandung.
Pembukaan kantor baru ini juga menandai kerjasama perusahaan dengan perusahaan fintech Orderfaz yang berfokus pada inovasi pembayaran dan penjualan online.
Kolaborasi kedua perusahaan selanjutnya menyasar ekosistem UMKM dan bisnis digital yang saat ini berkembang pesat.
"Pembukaan kantor pusat baru ini adalah bukti nyata dan komitmen BPR AKU dalam keseriusan memberikan layanan terbaik bagi pelaku bisnis di Jawa Barat pada era digital ini," kata Dwikun Agus Pamudji.
Reynaldi Gandawidjaja, CEO Orderfaz mengatakan, perusahaannya sangat bersemangat dalam menjalin kemitraan strategis dengan BPR AKU.
"Kolaborasi ini akan membawa manfaat besar bagi UMKM dan pelaku bisnis digital, serta mengakselerasi pertumbuhan ekosistem bisnis digital di Jawa Barat," kata Reynaldi.
Kerjasama antara BPR AKU dan Orderfaz diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi UMKM dan pelaku bisnis digital, baik dalam hal akses penyimpanan dana, pembiayaan usaha, pelatihan bisnis, maupun pemanfaatan platform di era digital saat ini.
Acara peresmian tersebut dihadiri Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jawa Barat, Mahfud Fauzi, serta Ketua Komisariat Perbarindo Bandung, Muhammad Yadi serta sejumlah pimpinan perbankan di Bandung seperti dari BCA, Bank Mandiri, Bank BJB, BRI serta sejumlah pimpinan BPR di Kota Bandung.
BPR AKU merupakan salah satu Top 100 BPR terbaik di Indonesia sejak tahun 2017 hingga 2022.
Laporan keuangan publikasi per 31 Desember 2023 oleh Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan BPR AKU membukukan laba usaha yang signifikan, dengan rasio NPL 3,20 persen dan NIM sebesar 17 persen.
Pengelolaan biaya yang efisien juga tercermin dalam BOPO sebesar 78,75 persen, menandakan pengelolaan operasional yang baik didukung oleh manajemen kredit yang solid dengan NPL yang rendah.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia