Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tiga Resep Rahasia Membangun Bisnis UMKM dari Nol Agar Sukses

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2023 UMKMberkontribusi terhadap PDB sebesar 61%, atau senilai dengan Rp9.580 triliun.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tiga Resep Rahasia Membangun Bisnis UMKM dari Nol Agar Sukses
Choirul Arifin/Tribunnews.com
Diskusi bedah buku "Titik Kritis Bisnis dan Solusinya" karya Wirson dan Amelia Edmil di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COm, JAKARTA - Bisnis usaha mikro kecil dan menegah (UMKM) saat ini memberi kontribusi paling besar terhadap serapan tenaga kerja nasional, selain dikenal pula tangguh menghadapi berbagai guncangan ekonomi.

Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada 2023 UMKMberkontribusi terhadap PDB sebesar 61 persen, atau senilai dengan Rp9.580 triliun.

Kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai sebesar 97 persen dari total tenaga kerja. Target 2024, pemerintah ingin ada 4 juta lebih lapangan kerja baru yang dihadirkan UMKM.

Baca juga: Hadir di BRI Microfinance Outlook 2024, Menkop UKM Puji Inovasi Pembiayaan UMKM yang Dilakukan BRI

Namun, bagi mereka yang ingin terjun di bisnis UMKM, prosesnya memulai dari bawah tak selalu membuahkan hasil.

Karena itu, calon wirausahawan baru terutama anak muda perlu memahami kiat-kita memulai bisnis UMKM dengan serius demi mencegah risiko gagal di tengah jalan.

Dua praktisi bisnis kerakyatan, Wirson Selo dan Amelia Edmil membagikan resep merintis bisnis UMKM agar berhasil.

Berita Rekomendasi

Resep ini mereka tuangkan dalam sebuah buku berjudul "Titik Kritis Bisnis dan Solusinya" yang berlangsung di Senayan Park, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024.

Resep pertama:

"Saat akan merintis bisnis skala kecil yang perlu dilakukan dari awal adalah siapkan tim inti, orangnya tidak perlu banyak," ujarnya.

Resep kedua:

Tentukan fokus usaha yang akan digeluti. Menurutnya ini penting, "karena akses pasar terbatas, modal terbatas, bisnis yang dimulai dari awal harus fokus," kata Wirson.

"Abaikan kegiatan-kegiatan pribadi yang tidak berkaitan dengan bisnis yang dirintis. Dengan fokus, bisa memperpendek gap atau kelemahan-kelemahan tadi," ungkapnya.

Baca juga: UMKM Wajib Simak! Ini Manfaat Di Balik Program Garansi Tepat Waktu Shopee!

Resep ketiga:

Jangan memulai dengan terburu-buru. "Dengan modal yang terbatas, dan keuntungan yang juga masih terbatas adalah bagaimana mengelola perputaran modal yang ada," kata dia.

Wirson Selo mengingatkan, pesatnya digitalisasi dan kehadiran platforme- commerce atau online marketplace membuat rantai distribusi barang berubah menjadi lebih pendek. Pola belanja konsumen pun tidak lagi sama.

“Pesatnya digitalisasi dan juga hampir semua orang memiliki ponsel pintar, pola konsumsi masyarakat berubah drastis. Ibaratnya, belanja apa saja hanya tinggal pencet dan semua barangkebutuhan yang kita perlukan ada di tangan. Tinggal scroll, pilih-pilih dan bayar. Semudah itu,” kata Wirson.

Wirson menilai sebagian pelaku UMKM sebagian besar masih gagap dan belum siap beradaptasi masuk ke dunia digital. Banyak pelaku UMKM yang belum menggunakan digitalisasi sebagai solusi jitu pemasaran atau marketing.

“Pentingnya kecakapan literasi digital bagi UMKM sudah lama menjadi concern pemerintah. Pemerintah terus memfasilitasi UMKM agar go digital. Terlebih lagi, peluang meraup omzet pasar digital di Indonesia memang sangat besar. BI mencatat, transaksi e-commerce sepanjang2023mencapai Rp453,75 triliun."

"Sayangnya, masih banyak duit dari transaksi itu yang diambil asingataukorporasi besar," jelasnya.

Menurut Wirson, di tengah persaingan sengit, tuntutan konsumen yang berubah serta kompleksitas pasar akibat pertumbuhan teknologi digital, pelaku UMKM tetap memiliki peluang meraih sukses dan keuntungan.

Kualitas Pemimpin Bisnis

Untuk mendapatkan kualitas kepemimpinan seperti ini salah satu caranya, kata Wirson, adalah dengan melatih diri untuk memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership serta sikap optimisme dan semangat pantang menyerah. Pasalnya, membangun usaha dari nol bukanlah perkara mudah dan tidak cukup hanya dengan keterampilan.

"Keterampilan itu penting, tetapi ada satu hal yang paling mempengaruhi kesuksesan sebuahusaha terutama UMKM, yakni kepemimpinan. Keberhasilan usaha kecil sangat bergantungpadakemampuan pemimpin untuk mengelola dan memotivasi karyawan, mempertahankan stabilitaskeuangan, dan membuat keputusan strategis,” jelasnya.

Menurut Wirson, ada lima hal yang harus dimiliki pemimpin agar memiliki timloyal dansolid.

Pertama, sikap optimisme yang perlu ditularkan pemilik bisnis kepada timnya sehingga mereka loyal dan solid.

Kedua, memberikan apresiasi dan penghargaan atas kinerja karyawan merupakan cara yangefektif
untuk meningkatkan loyalitas mereka. Ketiga, pemimpin harus memiliki visi yang jauh ke depanaliasvisioner.

Keempat, komunikasi yang terbuka dan efektif merupakan elemen penting dalammembangun tim yang solid.

Terakhir, jangan anggap karyawan atau tim bisnis adalah bawahanmelainkan rekan bisnis sehingga mereka termotivasi untuk bekerja keras dan mencapai tujuanbersama.

Amelia Edmil mengatakan pemimpin bisnis terutama UMKM harus visioner dan bisa berpikir strategis. Jadi, leader
harus punya pemahaman yang mendalam tentang industri, tren pasar, dan kebutuhan pelanggan.

"Bisnis itu tidak akan pernah terpisahkan dengan yang namanya kompetisi. Perlu dapat melihat kondisi pasar secara jelas dan menentukan kebijakan strategi yang akan diterapkan agar mampumengungguli kompetitor. Apakah menargetkan segmen yang sudah ramai diincar kompetitor? Atau memilih untuk mencari pasar yang niche atau spesifik? Perlu berpikir strategis," kata Amelia.

Amelia juga menyarankan agar pemimpin bisnis punya skala prioritas. Terlebih lagi yang bergerak di UMKM. Perlu menentukanprioritas dan mendelegasikan tugas dalam tim.

Membaca Tren

Jika sudah memiliki skala prioritas, pemimpin harus bisa membimbing bisnis dan seluruh anggotatimuntuk sama-sama siap apabila harus menerapkan perubahan yang cukup drastis dalamwaktuyangsingkat.

"Pasalnya, kondisi pasar, tren konsumen dan ekonomi selalu berubah. Bisnis akan selalu berkembangdan tren suatu jasa/produk akan selalu berganti. Jadi, harus selalu inovatif, berpikir untuk memberikansolusi bagi konsumen dan siapkan regenerasi produk sehingga menjawab kebutuhan konsumen," kata Amelia.

Soal inovasi, Amelia mengatakan ini adalah kunci keberlanjutan suat bisnis. Selain itu, untuk tetap bertahansebagai pebisnis dan juga bisa mengembangkan bisnis atau bahkan ekspansi, perlu juga diversifikasi
produk.

Amelia menegaskan, pemimpin bisnis harus bisa menempatkan bisnis utama atau inti di tengah-tengah, lalu mulai lihat apa hulu bisnis dan hilir dari usaha yang sedang dijalankan.

Jika sudah ketemu, mulai berpikir diversifikasi potensinya dan resikonya.

Terakhir, soal permodalan atau keuangan. Wirson dan Amelia mengingatkan agar pemimpin mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi namun bisa pula mengelola keuangan.

Soal menambah modal, pilihannya bisa dengan cara meminjam dari bank atau memupuk dari keuntungan yang dikumpulkan.

Acara peluncuran buku "Titik Kritis Bisnis dan Solusinya" juga menghadirkan pengulas, yakni pakar komunikasi politik Effendi Ghazali, DyahMegasari Anjaya dan founder @Halobos_ID, Sendi Fardiyansyah.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas