Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pabrik Ban Goodyear Resmi Ditutup 30 Juni 2024, 550 Pekerja Jadi Pengangguran

Pabrik tersebut telah menjadi andalan dan penopang industri otomotif Negeri Jiran selama 52 tahun terakhir.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pabrik Ban Goodyear Resmi Ditutup 30 Juni 2024, 550 Pekerja Jadi Pengangguran
USA Today
Penutupan pabrik akan berlaku efektif tanggal 30 Juni dan mengakibatkan sekitar 550 PHK di Malaysia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Kabar cukup mengejutkan datang dari produsen ban Goodyear yang memutuskan untuk menghentikan operasional pabrik di Shah Alam, Malaysia.

Keputusan penutupan pabrik di Shah Alam diumumkan oleh Presiden Goodyear Asia Pasifik Nathaniel Madarang dalam memo internal yang bocor.

Di dalamnya, dia mengatakan bahwa “keputusan sulit namun perlu” dibuat sebagai bagian dari rencana Goodyear Forward dari produsen ban Amerika untuk mengurangi biaya sebesar 1 miliar dolar AS.

Baca juga: Goodyear Kembali PHK 700 Karyawan, Toko Ritel di Asia Pasifik Akan Dijual

Dilansir dari Paultan, penutupan tersebut akan berlaku efektif tanggal 30 Juni dan mengakibatkan sekitar 550 PHK di negara tersebut.

Kabarnya, pabrik tersebut telah menjadi andalan dan penopang industri otomotif Negeri Jiran selama 52 tahun terakhir.

Langkah penghentian operasi pabrik ini langsung memicu kehebohan, karena perusahaan-perusahaan multinasional besar terus memindahkan produksinya dari Malaysia.

BERITA TERKAIT

Mantan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional (MITI) Rafidah Aziz melalui Facebook menyuarakan kekecewaannya dan mengatakan bahwa ia sangat terkejut membaca berita tersebut.

Ia pun mendesak pemerintah segera menyikapi perkembangan tersebut.

"Meskipun ada miliaran kemungkinan investasi dan ekspektasi yang sedang diperdebatkan dan didiskusikan, sangat penting bagi entitas industri dan bisnis yang sudah ada di sini untuk tidak menutup toko dan pindah ke negara lain," ucap Rafidah dikutip dari Paultan, Senin (11/3/2024).

Rafidah menambahkan bahwa pemerintah perlu memperhatikan jumlah perusahaan yang menutup operasinya di Malaysia dan memahami mengapa mereka melakukan hal tersebut.

"(Tanyakan) ke mana mereka pindah (dan) mengapa mereka menghentikan operasinya di Malaysia. Menganalisis faktor pendorong apa yang mendorong mereka untuk menutup usahanya dan yang lebih parahnya lagi, mereka harus pindah ke tempat lain," imbuh Rafidah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas