Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jangan Ada 'Panic Buying', Cukup Beli Beras 10 Kilogram untuk Satu Bulan

Roy Mandey juga mengusulkan agar stok beras di ritel modern bisa tetap terjaga harus dilakukan pendataan stok beras para produsen

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jangan Ada 'Panic Buying', Cukup Beli Beras 10 Kilogram untuk Satu Bulan
Tribunnews/JEPRIMA
Kesibukan di pasar induk beras cipinang 

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA - Saat momen bulan Ramadan seperti sekarang ini masyarakat diminta untuk tidak membeli beras dalam jumlah yang banyak di pasar ritel modern. Ukuran 10 kilogram dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan satu keluarga dengan jumlah empat hingga enam orang selama bulan Ramadan.

"Kebutuhan beras rumah tangga misalnya 4 sampai 6 orang dalam satu rumah, satu keluarga, itu sebenarnya 10 kilogram satu bulan itu sudah sangat cukup," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Roy Mandey, Senin(11/3/2024).

Ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah memiliki stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang siap digelontorkan ke masyarakat.

Baca juga: Harga Pangan Kompak Turun di Awal Ramadan 2024, Beras Dijual Murah Rp16.050, Gula Anjlok Rp17.600

"Bagi yang sudah belanja untuk kebutuhan satu bulan, ya sudah. Sudah punya 10 kilogram itu sudah cukup untuk satu bulan karena bulan depan pasti tersedia lagi dan pemerintah sudah menjamin itu. Pemerintah memiliki CBP yang selalu siap digelontorkan bagi masyarakat," ujar Roy.

"Jadi, belanjalah yang wajar. Belanjalah yang normal. Tidak usah panik. Harga sekarang sudah berangsur turun karena (harga) gabahnya sudah turun. Kita belanja wajar untuk menyambut Ramadan ini," lanjutnya.

Roy Mandey juga mengusulkan agar stok beras di ritel modern bisa tetap terjaga harus dilakukan pendataan stok beras para produsen sehingga pemerintah bisa mengontrol jumlah beras yang dikucurkan.

"Fungsi pengawasan atau memonitor para produsen penggilingan beras swasta sangat penting. Selain untuk (menjaga stabilitas, red) harga, tapi juga untuk stoknya," katanya.

Berita Rekomendasi

"Jadi, kami memberi usulan, untuk stok dari beras premium komersil swasta itu didata oleh pemerintah. Data itu kan bisa dimintakan langsung dari para produsen swasta ini dalam 1-2 hari ke depan ini," kata Roy lagi.

"Sehingga dapat mengontrol jumlah sisa berapa atau berapa banyak lagi yang bisa dikucurkan," pungkasnya.

Baca juga: Pengusaha Ritel Gembira Pemerintah Relaksasi HET Beras Tapi Beri Catatan Ini

Roy mengatakan, saat ini produsen beras premium ini tinggal menjual sisa-sisa stok yang ada karena saat ini panen raya sedang berlangsung. Roy pun menyimpulkan bahwa ada dua saran yang ia layangkan ke pemerintah usai relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras diberlakukan pemerintah.

Pertama, ia meminta agar pemerintah bisa memastikan produsen beras premium membanderol produk mereka di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) ketika menjualnya ke peritel.

"Karena kalau mereka tetap menjual di atas HET, maka enggak akan tercapai nih HET-nya yang sudah dinaikkan Rp 1.000," ujarnya.

Kedua, ia berharap pemerintah bisa mengontrol stok para produsen beras premium dengan cara mendatanya. Sebab, menurut Roy, jika stok beras premium para produsen ini tidak dikontrol, mereka berpeluang menjual berasnya sedikit-sedikit.

Ia mencontohkan, para produsen ini berpeluang menjualnya secara sedikit demi sedikit atau dengan kata lain menimbunnya terlebih dahulu karena saat ini harga gabah sedang turun.

Baca juga: Pengusaha Ritel Gembira Pemerintah Relaksasi HET Beras Tapi Beri Catatan Ini

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas