Emiten Multi Sektor Punya Prospek Lebih Cerah Secara Fundamental
Emiten multi sektor PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun di sepanjang tahun 2023
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten multi sektor PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,75 triliun di sepanjang tahun 2023.
Raihan ini secara year on year naik sebesar Rp 132,79 miliar atau 3,66 persen dibanding periode sama di tahun 2022 sebesar Rp 3,63 triliun.
“Capaian ini merupakan hasil dari sinergi yang bagus di antara sejumlah proyek strategis unit-unit usaha, terutama di sektor manufaktur dan juga teknologi informasi,” ucap CEO PT Bakrie & Brothers Tbk., Anindya Novyan Bakrie usai menerbitkan laporan keuangan tahun buku 2023 di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Bertemu Investor, Chandra Asri Tekankan Investasi Berkelanjutan
Pendapatan bersih yang naik tersebut berasal dari kenaikan pendapatan PT Bakrie Metal Industries (BMI) Group sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Kontrol Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar.
Anindya menuturkan perseroan tengah mempercepat pengembangan infrastruktur energi baru terbarukan, yang dikembangkan melalui anak usaha PT Bakrie Power, yakni PT Helio Synar Energi (Helio).
Usai berhasil mengembangkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, di pabrik PT Braja Mukti Cakra (BMC), Helio akan segera membangun PLTS Atap di pabrik-pabrik dan fasilitas operasional lainnya di lingkungan Grup Bakrie dengan kapasitas yang lebih besar.
Baca juga: Melantai di Bursa Efek Indonesia, Bagaimana Prospek Emiten LIVE? Ini Kata Analis
“Melalui Helio, perusahaan secara khusus mengerjakan proyek pembangkit listrik EBT yang ramah lingkungan dan menjadi tren masa depan,” kata Anin.
Emiten multi sektor diyakini memiliki prospek yang lebih cerah didukung fundamental yang kuat.
Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan, postur neraca perseoan saat ini jauh lebih ramping dan sehat.
Terutama dengan penyelesaian kewajiban derivatif kepada Glencore sebesar 854,7 juta dolar AS atau setara Rp 13,1 triliun.
Dengan penyelesaian utang ini, rasio debt to equity Perseroan menjadi jauh lebih baik dan sehat dari Rp 12,08 triliun atau 10,44x di tahun sebelumnya, menjadi Rp 589,27 miliar atau 1,67x di tahun 2023.
“Dengan demikian, kondisi neraca Perusahaan menjadi lebih ramping dan sehat sehingga diharapkan ke depan BNBR bisa melesat lebih cepat dari sebelumnya,” kata Roy.
Anak usaha Perseroan yang bergerak di industri kendaraan listrik PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) di awal 2024 telah berhasil menjalin kerja sama strategisz
VKTR membentuk perusahaan patungan atau joint venture dengan entitas Grup Salim, PT IMG Sejahtera Langgeng, anak usaha Indomobil Group untuk menggenjot adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
VKTR juga mendirikan perusahaan patungan bernama PT VKTR Sakti Industries (VKTS”), di Magelang, Jawa Tengah, di awal 2024 juga telah mulai melakukan groundbreaking pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersil berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia.
Selain itu produsen kendaraan listrik komersial itu telah menyelesaikan produksi 8 unit bus listrik merek BYD tipe D9 high floor yang digunakan oleh salah satu perusahaan kertas di Indonesia sebagai moda transportasi antar-jemput karyawan.