Layanan Data Center di Asia Tenggara Diprediksi Naik 130 Persen di 2024
Layanan data center di Asia Tenggara diperkirakan naik 130 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan global.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi memproyeksikan, nilai pasar layanan data center di Asia Tenggara akan meningkat hingga 130 persen di 2024 dibandingkan tahun 2023.
Menurut Menkominfo, kenaikan tersebut sangat tinggi dibandingkan peningkatan rata-rata global.
"Enggak usah jauh-jauh, di Asia Tenggara saja paling tidak tahun 2028 nilai pasar kegiatan layanan data center di Asia Tenggara diproyeksikan mengalami kenaikan 130 persen dibandingkan tahun 2023," kata dia saat melakukan kunjungan ke Pusat Data E1 PT DCI Indonesia Tbk di Jakarta, Kamis (21/3/2024).
"Dibandingkan pertumbuhan pusat data center global rata-rata 15,2 persen per tahun tentu peluang ekonomi kegiatan layanan pusat data tingkat regional tidak perlu kita lewatkan," sambungnya.
Kunjungan Menkominfo menandakan peran penting DCI Indonesia sebagai pemimpin industri pusat data nasional selama 1 dekade terakhir dengan track record yang sangat kuat dan kompetensi yang tinggi.
Kehadiran E1 di pusat kota Jakarta telah meningkatkan kapasitas dan kualitas terhadap layanan digital, dan merupakan bukti kompetensi lokal di sektor IT.
E1 merupakan pusat data Tier IV dengan kapasitas 18 Megawatt IT load.
Baca juga: Data Center Tier IV Facility Pertama di Pusat Kota Jakarta Siap Beroperasi
Sebagai pemimpin industri yang sudah terbukti selama 1 dekade terakhir dengan track record 100 persen power uptime, DCI menekankan bahwa di belakang fasilitas tier IV, ada operational excellence berbasis automation dan Al yang telah DCI bangun dan terapkan.
Inilah kompetensi yang memberikan nilai yang terbesar terhadap pengguna.
Baca juga: Masuk Bisnis Data Center, Telkom Klaim Beda dari Perusahaan Lain
"Pemerintah mendukung pertumbuhan ekosistem pusat data di Indonesia dan mengharapkan agar seluruh pusat data di Indonesia minimal memenuhi standar tier IV untuk menjawab kebutuhan ekonomi digital tanah air," ujar Budi.