Tips Bagi Investor Hadapi Bitcoin Halving yang Makin Dekat
Bitcoin halving adalah aktivitas yang terjadi setiap empat tahun sekali dan ditunggu semua pelaku pasar aset kripto.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bittime bakal terjadi geliat di pasar aset kripto menjelang Bitcoin halving, sehingga trader dan investor sebaiknya mempersiapkan diri untuk bisa memaksimalkan performa portofolio.
Bitcoin halving adalah aktivitas yang terjadi setiap empat tahun sekali dan ditunggu semua pelaku pasar aset kripto. Dalam masa ini, imbalan atas penambangan aset kripto Bitcoin akan dipotong.
Bitcoin halving juga akan membatasi pasokan koin BTC, yang secara total sudah ditentukan sebanyak 21 juta koin. Sesuai hukum ekonomi, berkurangnya pasokan dengan permintaan yang banyak akan membuat harga terkerek.
CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan, Bitcoin halving bakal membuat pasar aset kripto secara keseluruhan akan menggeliat.
Dalam hal ini, menurutnya masa-masa menjelang dan setelah halving akan memberikan banyak kejutan.
“Bitcoin halving kali ini diprediksi terjadi pada pertengahan April. Sementara kita sudah melihat pasar aset kripto yang begitu bullish sejak awal tahun dan mencatatkan beberapa rekor baru. Banyak kejutan yang bisa terjadi di masa-masa yang dekat dengan halving,” ujarnya, Rabu (27/3/2024).
Ryan menambahkan, mendekati masa halving terdapat beberapa opsi strategi yang bisa digunakan oleh trader maupun investor.
Hal itu penting dipertimbangkan agar pelaku pasar bisa memaksimalkan performa portfolio.
“Tim riset Bittime telah memantau pergerakan pasar aset kripto pada halving sebelumnya dan juga sejak awal tahun ini. Ada beberapa strategi atau tips yang bakal berguna bagi para pelaku pasar aset kripto,” jelasnya.
Product Manager Bittime, Fransiskus Bupu Awa Du’a mengatakan, terdapat beberapa tips yang bisa dipertimbangkan para pelaku pasar selama masa-masa ini.
Baca juga: Aset Kripto Butuh Dana Perlindungan Cegah Ancaman Peretasan
“Pertama, yang pasti adalah buy the dip, atau melakukan aksi beli ketika harga Bitcoin turun. Pasalnya secara historis, harga BTC terpantau menguat setelah halving,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, strategi buy the dip cocok digunakan karena dalam dua momentum halving sebelumnya di 2020 dan 2016, harga BTC terpantau melemah cukup tajam sebelum halving. Hal itulah yang menurutnya jadi pertimbangan untuk buy the dip di masa menjelang halving, dengan catatan pelaku pasar menahan .
“Pada halving 2016, harga Bitcoin terpantau melemah sampai minus 40 persen sebelum halving. Sementara pada 2020, BTC tercatat koreksi sampai minus 20% sebelum halving. Jadi ada kemungkinan pelemahan cukup besar sebelum halving,” jelas Fransiskus.
Baca juga: Pelaku Industri Dukung Rencana Bappebti Usulkan Evaluasi Pajak Kripto Jadi Setengahnya
Tips yang kedua, lanjut Frans, adalah memantau altcoin dengan proyek di jaringan Bitcoin, hingga yang menggunakan layer 2 di blockchain tersebut untuk menjadi aset diversifikasi. Hal itu dinilainya menjadi perkembangan narasi dimana jaringan Bitcoin bisa digunakan untuk hal lain selain transaksi belaka.
“Saat ini sudah ada beberapa altcoin di jaringan Bitcoin yang secara project roadmap menarik, antara lain ORDI dan STX. Aset kripto tersebut bisa dipertimbangkan menjadi diversifikasi dalam portofolio pelaku pasar,” jelasnya.