Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Eksistensi Desa Ngrombo Sandang Klaster Gitar Unggulan, Tetap Jaya Tak Lekang oleh Zaman

UMKM gitar Desa Ngrombo menyuguhkan aneka model gitar sejak 1960 tetap lestari hingga sekarang

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Eksistensi Desa Ngrombo Sandang Klaster Gitar Unggulan, Tetap Jaya Tak Lekang oleh Zaman
TribunSolo.com/Chrysnha
Warga melintas di kawasan Tugu Gitar, tugu pendanda Klaster Gitar Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo 

TRIBUNNEWS.COM - Dari Kota Solo lalu ke selatan sekitar 10 menit melewati kawasan Solo Baru kemudian Langenharjo, kita akan memasuki daerah Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Warga yang melintas pasti tersuguhkan dengan pemandangan toko-toko dan industri rumahan yang memajang gitar, atau bahkan bakal gitar.

Apalagi saat menuju kompleks Kantor Desa Ngrombo, terpampang kokoh tugu gitar menyambut warga yang lewat.

Tugu gitar itulah penanda resmi desa yang dicanangkan desa wisata gitar sejak 2016 lalu.

Desa Ngrombo juga sebagai satu dari 10 bidang klaster di Kabupaten Sukoharjo, yakni klaster gitar Ngrombo.

Pengrajin gitar rumahan ini bahkan telah ada sejak tahun 1960-an.

Namanya bukan lagi sekelas produsen lokal, Desa Ngrombo bahkan pernah mengirim hasil karya penduduk lokal hingga mancanegara.

BERITA REKOMENDASI

Filipina hingga Yunani menjadi tujuan pendaratan gitar-gitar khas Desa Ngrombo.

Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, Sumardi, ketika ditemui Tribunnews.com pada Kamis (28/3/2024) lalu bercerita, sebanyak 225 pengrajin bertahan berkarya memproduksi gitar Desa Ngrombo.

Salah satu masalah yang kini dihadapi adalah mencari generasi penerus untuk mewarisi keahlian membuat gitar.

Selain itu, tantangan dunia digital juga membuat persaingan harga pasar terbilang kompetitif meskipun paguyubannya menjual gitar mulai ratusan ribu rupiah.

Baca juga: Kisah Agen BRILink Shi Jack Lebarkan Sayap Usaha, 2024 Target Buka 10 Gerai Cabang

"Berbagai stake holder pun mendorong untuk pengembangan UMKM gitar ini terus lestari. Tapi masalah berikutnya adalah harga pasaran anjlok gara-gara jualan di media sosial," keluh Sumardi.

Sejak berwirausaha pada 1992 silam, Sumardi mengaku, gitar produksi Desa Ngrombo begitu dimintai pasar nasional dan internasional.

Ribuan gitar bahkan didistribusikan setiap bulan oleh ratusan pengrajin gitar asli daerah.

Semakin ke sini, jumlah pesanan semakin lesu. Sumardi memprediksi persaingan perdagangan online mennjadi penyebabnya.

Harga pasar bahkan terbanting drastis, membuat pengrajin geleng-geleng.

Digitalisasi berupa peran vital media sosial bakal menjadi tantangan pengrajin hingga distributor gitar ke depan untuk bersaing dengan pasar.

Di sisi lain, pengrajin tetap mempretahankan kualitas baik produksi gitar bakal menjadi sisi positif yang terus dicari oleh peminat dan toko-toko alat musik langganan.

"Ini menjadi tantangan kami pengrajin gitar Desa Ngrombo untuk bertahan kerajinan gitar menjadi UMKM jaya, apalagi menyandang klaster gitar tentu harus dilestarikan," papar dia.

Mau KUR, Ingat BRI

Sumardi menunjukkan bakal gitar di rumahnya
Ketua Paguyuban Klaster Gitar Amanah, Sumardi menunjukkan bakal gitar di rumahnya, Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo

Yang namanya berwirausaha pasti mengalami sejumlah kendala, termasuk modal.

Hal ini menjadi curahan hati seorang Sumardi kepada Tribunnews kala itu.

Pinjaman modal pun telah ada pada tahun 2000-an. Hanya saja Sumardi bercerita, saat itu ia menumpang nama pengrajin lain yang hendak melakukan pinjaman lantaran permasalahan persyaratan.

"KUR BRI baru ada sekitar 2000-an, itu pun sistemnya tak semodern sekarang ya. Dulu jaminan benar-benar dinilai. Sekarang proses lebih mudah," terangnya.

Sebagai pengrajin gitar, Sumardi mengaku, pinjaman modal melalui pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sangatlah membantu tak hanya untuknya, tapi mayoritas pengrajin gitar di desanya.

Hal ini lantaran pengrajin gitar membutuhkan dana lebih untuk menyiapkan persediaan bahan dan bakal gitar.

"Kalau seminggu ini ada pesanan 50 gitar, kita harus stock tiga kali lipatnya, jadi 150 gitar. Biar apa? Biar perputaran pengiriman terus berlanjut dan penghasilan tetap ada," ungkap bapak empat anak ini.

Lantas, pinjaman yang ia ajukan sebesar Rp 20 juta menurutnya cukup untuk melanjutkan roda ekonomi industri gitar miliknya dan kehidupan sehari-hari.

Sebagai ketua paguyuban, Sumardi juga berperan penting tak hanya dalam kegiatan memproduksi gitar.

Tapi sebagai perpanjangan tangan mantri BRI untuk menggali informasi warganya yang tengah mengajukan KUR.

Terkadang, ia juga diminta petugas BRI untuk mengingatkan warganya agar segera membayar angsuran tatkala telat dari tempo pembayaran.

"Ya saya sudah dekat dengan mantri BRI, kalau mereka tanya warga (pengajuan KUR) ke saya. Disuruh mengingatkan warga yang telat bayar juga," katanya kemudian tersenyum.

Tak dipungkiri, pengguna KUR di Desa Ngrombo menurut Sumardi tak sedikit.

Demikian karena seluruh warga mengenal keunggulan KUR BRI dengan baik.

"Bunganya rendah, angsuran murah, proses mudah. Pokoknya kalau mau KUR ingatnya BRI," imbuh dia.

Sumardi berfoto di samping gitar-gitar lukis batik produksinya
Sumardi berfoto di samping gitar-gitar lukis batik produksinya, Desa Ngrombo, Baki, Sukoharjo

Dorongan BRI

Regional CEO RO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menerangkan BRI sebagai mitra Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan KUR.

Menurutnya, BRI RO Yogyakarta selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah salah satunya adalah penyaluran kredit KUR, tahun 2023 BRI telah menyalurkan Kredit KUR sebanyak Rp 18,45 Triliun dengan total 432.452 Debitur.

Kemudian KUR Mikro sebanyak Rp 16,46 Triliun dengan total 424.919 Debitur dan KUR Kecil sebanyak Rp 1,98 Triliun dengan total 7.533 Debitur.

"Penyaluran kredit KUR terbanyak di RO Yogyakarta tahun 2023 adalah Sektor Perdagangan 42,2 persen dari total penyaluran KUR, selanjutnya ada Sektor Jasa (23,6 persen), Sektor Pertanian (21,0 persen), Sektor Industri Pengolahan (11,7 persen), dan Sektor Perikanan (1,6 persen)," urainya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2024).

John Sarjono menerangkan, BRI masih membuka peluang lebar bagi pelaku UMKM yang ingin mengajukan kredit untuk permodalan dan pengembangan usaha.

"Proses pengajuan KUR BRI sangat mudah, memastikan calon debitur telah memiliki Usaha yang layak untuk dibiayai pinjaman KUR," kata dia.

"Bukti kepemilikan usaha debitur dapat didaftarkan melalui Sistem Online Single Submission (OSS), pendaftaran bisa dilakukan secara individu melalui web: https://oss.go.id/."

Setelah itu nasabah dapat mendaftarkan diunit kerja terdekat sesuai dengan domisili calon debitur.

Petugas akan melakukan verifikasi ke tempat calon debitur serta melakukan analisa kelayakan usaha calon debitur tersebut.

"Jika dari dari hasil Analisa kelayakan debitur tersebut telah disetujui maka pencairan kredit dapat dilakukan di Kantor BRI terdekat," paparnya.

Adapun flow chat pendaftaran sebagai berikut:

proses pengajuan Kredit BRI
proses pengajuan Kredit BRI

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas