Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Eropa dan AS Akan Gelar Pemilu, Apa Pengaruhnya Terhadap Investasi di Indonesia? Berikut Analisisnya

Kepala negara mungkin akan berubah di 10 negara, dan 11 negara mungkin akan mengalami perubahan parlementer.

Penulis: willy Widianto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Eropa dan AS Akan Gelar Pemilu, Apa Pengaruhnya Terhadap Investasi di Indonesia? Berikut Analisisnya
freepik
Para investor pasti bakal bersikap skeptis tentang agenda politik dan memprioritaskan berita keuangan, seperti penyesuaian kebijakan moneter atau aktivitas korporasi besar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain Indonesia, pada tahun 2024 ada 64 negara yang menyelenggarakan pemilu. Sebagian besar Pemilu 2024 akan terjadi di benua Eropa dengan penyelenggaraan pesta politik ini berada di 19 negara.

Kepala negara mungkin akan berubah di 10 negara, dan 11 negara mungkin akan mengalami perubahan parlementer. Pesta demokrasi di Eropa akan melibatkan 27 negara dan mempengaruhi 447 juta orang dan ini patut menjadi perhatian.

Namun dari semuanya itu yang paling membetot perhatian mata dunia adalah pelaksanaan Pilpres AS pada bulan November 2024 mendatang. Di AS, kandidatnya adalah Trump vs Biden lagi.

Baca juga: RI-Apple Jajaki Pengembangan Manufaktur dan Investasi Teknologi, Tim Cook: Kami Percaya Negara Ini

Pada tanggal 18 Maret 2024, panggung politik AS adalah pertarungan ulang antara Donald Trump dan Joe Biden, yang telah memenangkan pemilihan pendahuluan di partai mereka. Oleh sebab itu, mereka akan segera dinominasikan secara resmi untuk pemilihan presiden AS oleh partai masing-masing, sama dengan pertarungan elektoral 2020, menjanjikan periode kampanye yang intens.

Ada juga pemilihan awal di UK atau Inggris. Meskipun pada awalnya dijadwalkan untuk Januari 2025, UK dapat melangsungkan pemilu awal. Hal ini disebabkan oleh tantangan pemimpin partai Buruh, Keir Starmer, kepada Perdana Menteri Rishi Sunak, yaitu pendesakan pemilu lebih awal untuk mengatasi kesulitan nasional.

Lalu bagaimana perubahan politik secara global terkait banyaknya pemilihan tersebut berdampak kepada investasi terutama di Indoenesia ?

Analis Pasar Finansial Octa Kar Yong Ang mengatakan tidak diragukan lagi, peristiwa yang paling menarik perhatian di dunia politik adalah pemilihan di bulan November di AS.

BERITA REKOMENDASI

"Kita juga tidak boleh melupakan pemilihan di beberapa wilayah lain, yang mungkin akan membentuk keseimbangan kekuatan global baru," kata Kar Yong Ang dalam pernyataannya, Kamis(18/4/2024).

Secara tradisional, kata Kar Yong Ang, para investor pasti bakal bersikap skeptis tentang agenda politik dan memprioritaskan berita keuangan, seperti penyesuaian kebijakan moneter atau aktivitas korporasi besar. Namun, memahami iklim politik sangatlah penting sebelum melakukan investasi dalam periode pemilu.

Selama musim pemilihan presiden, banyak investor yang jatuh dalam jebakan dengan mempercayai bahwa saham berpeluang lebih baik jika partai atau kandidat pilihan mereka menang.

Akan tetapi, data pasar menunjukkan sebaliknya. Dalam jangka panjang, pasar keuangan meningkat, terlepas dari partai yang memimpin.

"Mari kita ambil pemilu AS sebagai contoh. Apa arti presiden Republik atau Demokrat untuk pasar keuangan? Sejarah pasar AS menunjukkan bahwa kepemimpinan politik memiliki hubungan kecil dengan kinerja pasar, karena pasar pada umumnya berkembang di semua administrasi presiden yang berbeda," ujarnya.

Kar Yong Ang melanjutkan, ada beberapa alasan, pertama, dinamika pasar yang baik, terlepas dari partai yang memimpin. Pasar saham AS telah memberikan penghasilan positif di bawah sebagian besar pemerintahan, kecuali selama periode yang berakhir dengan resesi besar.

"Sejak diciptakan pada tahun 1957, indeks S&P 500 telah mencapai penghasilan tahunan rata-rata sekitar 10 persen, terlepas dari apakah Demokrat atau Republik yang berkuasa. Perekonomian AS juga bertumbuh sekitar 3% setiap tahunnya," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas