Takut Terdampak Konflik Timur Tengah, Bos The Fed Beri Sinyal Tunda Pemangkasan Suku Bunga
Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan rencana untuk mengambil sikap hawkish dengan menunda pemangkasan suku bunga acuan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan rencana untuk mengambil sikap hawkish dengan menunda pemangkasan suku bunga acuan di tengah panasnya sentimen perang Timur Tengah.
Dengan keputusan tersebut Para gubernur bank sentral AS kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran target 5,25 persen -5,5 persen, dan baru akan menurunkan suku bunga pada September sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen - 5,25 persen.
Meski ekonomi AS menguat usai tumbuh menjadi 2,7 persen untuk tahun 2024, namun Powel mengungkap bahwa pihaknya belum melihat inflasi kembali ke target bank sentral, sehingga mustahil menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Diramal Tembus 100 Dolar AS, Harga BBM Bersiap Naik? Ramai-ramai Ingatkan Bahaya
Terlebih baru-baru ini ekonomi dunia diproyeksi akan mengalami perlambatan hingga terancam inflasi besar-besaran akibat terpengaruh konflik Iran-Israel yang kian memanas.
Alasan tersebut yang mendorong Powel dan para pejabat The Fed untuk tegas menunda pemangkasan serta mempertahankan suku bunga, walau Imbal hasil Treasury mencapai nilai tertinggi dengan obligasi dua tahun melebihi 5 persen sejak November tahun lalu.
“Data terbaru jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar dan justru menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari perkiraan untuk mencapai kepercayaan tersebut,” kata Powell dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi sebelum anggota The Fed sepakat untuk menunda pemangkasan kebijakan moneternya, komite Penasihat Ekonomi Asosiasi Bankir Amerika sempat memproyeksi bahwa di tahun 2024 The Fed akan menjaga suku bunga tetap stabil, setelah menaikan suku bunga di level rendah yakni 5,25-5,50 persen .
Langkah ini diambil untuk menekan inflasi yang saat ini tengah berada di level 3,1 berbanding jauh dengan proyeksi konsensus yang mematok dikisaran 2 persen.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Imbas Iran-Israel Memanas, Pertamina Pastikan Stok BBM Nasional Aman
Komentar The Fed Buat Saham Wall Street Jeblok
Komentar bos The Fed terkait penundaan pemangkasan suku bunga berdampak negatif bagi pergerakan saham di bursa Wall Street. Seperti ketiga indeks saham utama AS mengakhiri sesi di zona merah, dengan saham teknologi Nasdaq turun 1,15 persen.
Disusul Dow Jones Industrial Average (.DJI), turun 45,66 poin, atau 0,12 persen, menjadi 37.753,31, S&P 500 (.SPX), kehilangan 29,2 poin, atau 0,58 persen menjadi 5.022,21 dan Nasdaq Composite (.IXIC), turun 181,88 poin, atau 1,15 persen, menjadi 15.683,37.
“Realisasi bahwa Powell akan menunda kapan penurunan suku bunga mungkin akan dimulai telah menambah kebingungan secara keseluruhan, memperkuat asumsi bahwa ‘lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama’ kemungkinan besar merupakan permainan yang tepat,”Kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar Wall street.