Tutup Posko Angkutan Lebaran 2024, Menhub Budi Klaim Ada 242 Juta Total Pergerakan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menutup Posko Angkutan Lebaran (Angleb) 2024 di Kantor Kementerian Perhubungan
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menutup Posko Angkutan Lebaran (Angleb) 2024 di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024).
Menhub Budi menyatakan, posko Angleb 2024 ini berlangsung sejak 3 April hingga 18 April 2024 yang bertujuan untuk memastikan kelancaran serta memudahkan koordinasi lintas sektoral dalam penyelenggaraan angkutan mudik Lebaran.
Dia bilang, pemerintah sebelumnya memprediksi bahwa akan ada pergerakan sebanyak 193,6 juta selama periode Angleb 2024. Namun, dia mencatat bahwa pergerakan masyarakat telah melebihi prediksi yaitu sebanyak 242 juta.
Baca juga: Katalog Promo Indomaret Spesial Mudik 17-23 April 2024: Filma 2L Rp34.900, Ultra Milk Rp17.500
"Dari catatan yang kita koordinasikan dengan satu apa operator telekomunikasi yang terbesar di negara ini, bahwa pergerakan itu terjadi 242 juta berarti melebihi (193,6 juta pergerakan)," kata Menhub Budi kepada wartawan, Jumat.
"Tentu inilah pergerakan mudik dan juga perjalanan aglomerasi katakanlah Jakarta Bandung dan sebagainya," imbuhnya menegaskan.
Selain itu, Menhub Budi menyatakan bahwa di tahun ini 70 persen masyarakat Indonesia melakukan mudik. Dia pun mencatat bahwa ada tiga tempat yang menjadi atensi kepadatan masyarakat yaitu di Pelabuhan Merak, Ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Pelabuhan Ketapang.
"Alhamdulillah Ketapang lancar, tetapi di dua tempat di Merak dan juga di Cipali, kita harus melakukan pengamatan lebih jauh agar kita bisa melaksanakan ini dengan baik pada tahun-tahun mendatang," tuturnya.
Menhub Budi memaparkan bahwa di sektor transportasi darat memang menjadi perjuangan bahwa pihaknya bersama Kepolisian dan TNI terus memantau pergerakan kendaraan setiap harinya.
"Di sektor darat itu angka kecelakaan turun, kecepatan naik dan relatif ini memberikan suatu arti bahwa produktivitas dan apa yang kita inginkan Zero Accident, itu menjadi suatu yang mungkin belum tercapai tetapi relatif sudah dilaksanakan," jelas dia.
Sedangkan untuk sektor perkeretaapian, pergerakan masyarakat tercatat berjalan dengan baik bahkan dia mengklaim tidak ada masalah. Sementara untuk transportasi jalur laut, terdapat catatan bahwa perlu ada tambahan sarana terlebih untuk mengantisipasi pergerakan yang meningkat.
"Di sektor laut kami melihat memang ada satu tambahan pergerakan mengingat memang jarak-jarak di Indonesia bagian itu Timur itu penting untuk dilakukan. Nah oleh karenanya kita harus memberikan penambahan-penambahan sarana," ujarnya.
Adapun untuk transportasi sektor udara, tercatat ada pergerakan masyarakat yang meningkat meskipun jumlah pesawat yang dioperasikan relatif lebih sedikit atau bahkan turun.
"Kami juga melakukan satu perencanaan melakukan ramp check melakukan koordinasi dengan para stakeholder, terjadi suatu hal yang menarik bahwa jumlah pesawat itu relatif tidak naik bahkan turun," ucap Menhub Budi.
"Tetapi pergerakan naik dan jumlah penumpang lebih naik lagi, ini menunjukkan bahwa koordinasi antara operator bandara dan operator pesawat airlines itu terjadi dengan baik, sehingga terjadi suatu produktivitas yang baik," sambungnya.