Di Hannover Messe 2024, PIS Tegaskan Kesiapan Dukung Penyimpanan dan Pengangkutan Karbon
PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia di Hannover Messe 2024
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan sejumlah strategi dan kesiapan perusahaan untuk dekarbonisasi di Indonesia, salah satunya dengan mendukung implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) terutama di sektor penyimpanan dan pengangkutan karbon.
CEO PT Pertamina International Shipping Yoki Firnandi mengatakan, CCS merupakan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk membantu upaya pengurangan emisi karbon dunia.
Peran PIS di sini antara lain dalam proses CCS tersebut tentunya diperlukan rantai transportasi untuk mengangkut karbon, dan memerlukan kapal serta tangki atau storage sebelum dibawa ke lokasi karbon tersebut akan disimpan.
Terkait penerapan CCS ini, lanjut Yoki, Indonesia sudah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, di mana aturan tersebut juga menyebutkan potensi program secara cross border.
“PIS dalam hal ini juga mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi untuk menjadi agregator transportasi dan juga logistik sistemnya," kata Yoki dalam keterangan resmi dikutip Kamis (25/4/2024).
Ia menuturkan, dengan armada kapal dan pengelolaan pelabuhan serta terminal yang berada di Indonesia, PIS meyakini fasilitas-fasilitas tersebut bisa memenuhi kualifikasi untuk mendukung pelaksanaan program CCS, yang saat ini juga sudah berjalan di Pertamina Group.
PIS sudah melakukan studi terkait program CCS yang telah berjalan di dunia selama ini, di mana Amerika Serikat dan Eropa sudah menjalankan skema ini lebih awal.
Baca juga: Sektor Kehutanan Diharapkan Jadi Penggerak Utama Program Dekarbonisasi
Sementara untuk kawasan regional Asia, potensi market terdekat berada di Singapura, lalu menyusul Jepang dan Korea yang sudah bersiap melakukan pajak karbon dan memerlukan lokasi penyimpanan karbon.
“Potensinya besar sekali, jadi kalau misal dari Singapura perlu diambil maka harus tersedia kapal yang dibangun untuk mengangkut khusus CO2 untuk dibawa ke lokasi injeksi dan penyimpanan karbon."
"Potensi dan tantangan inilah yang perlu kita upayakan seoptimal mungkin, agar program CCS ini bisa berjalan efektif,” ungkap Yoki.
Baca juga: Percepat Dekarbonisasi, Operasional Pabrik Semen di Tuban Manfaatkan Energi Tenaga Surya
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina mengejar target Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Untuk mendukung target tersebut, perseroan mendorong anak usaha mengembangkan berbagai program inisiatif dekarbonisasi.
"Hasilnya sudah terlihat bahwa sepanjang tahun 2023 realisasi reduksi emisi scope 1 dan 2 Pertamina telah mencapai 124 persen dari target yang ditetapkan," ungkap Fadjar.
Laporan reporter: Diki Mardiansyah | Sumber: Kontan