Rupiah Melemah Tembus Rp 16 Ribu, Mendag Zulkifli Hasan: Tidak Perlu Khawatir
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta masyarakat tidak khawatir akan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta masyarakat tidak khawatir akan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Dia meminta agar masyarakat mempercayakan berbagai kebijakan stabilisasi rupiah ke pemegang otoritas seperti Bank Indonesia (BI).
"Kita percaya kebijakan nanti akan dikeluarkan oleh BI dan kita kan kuat, cadang devisa kita kan kuat. Jadi tidak perlu terlalu khawatir," kata Zulhas ketika diwawancara di sela-sela halalbihalal Kementerian Perdagangan di Jakarta Pusat, Kamis (25/4/2024).
"Kita percayakan kepada yang punya otoritas untuk mengatasi perubahan kenaikan nilai tukar itu. Menteri Keuangan dan Gubernur BI sudah menyampaikan, kita tidak perlu khawatir," lanjutnya.
Zulhas menjelaskan, saat rupiah melemah, akan ada dua reaksi yang berbeda dari eksportir dan importir.
Eksportir disebut akan senang dengan pelemahan ini, sedangkan importir akan berteriak.
"Memang ada dua sisi kalau yang eksportir senang ya kan, cuma yang importir teriak gitu. Nah, mengatur tengah-tengah itulah kira-kira akan dilaksanakan oleh yang memiliki otoritas," ujar Zulhas.
Kemarin, mata uang rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu (24/4/2024).
Rupiah terapresiasi 0,40 persen atau 65 poin ke level Rp 16.155 per dolar AS.
Baca juga: Ekonom Sarankan BI Segera Naikkan Suku Bunga 25 Bps demi Redam Kemerosotan Rupiah
Indeks dolar tercatat melemah 0,16 persen ke level 105,675. Penguatan rupiah terjadi setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6,25 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan langkah BI menaikkan suku bunga acuan sesuai prediksi guna menjaga stabilitas mata uang.
“Sesuai prediksi BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 April 2024 di saat anjloknya nilai tukar rupiah kata Ibrahim, Rabu (24/4/2024).
Baca juga: BI Naikkan Suku Bunga, Ekonom: Hanya Obat Parasetamol Redam Pelemahan Rupiah Jangka Pendek
Menurutnya, keputusan menaikkan suku bunga untuk memperkuat stabilitas rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025.
Sejumlah mata uang Asia bervariasi terhadap dolar AS di antaranya Yen Jepang melemah 0,05 persen, peso Filipina melemah 0,08 persen, yuan China melemah 0,01 persen dan baht Thailand melemah 0,19 persen.
Mata uang yang menguat terhadap dolar AS ialah dolar Taiwan sebesar 0,17 persen, won Korea 0,64 persen, rupee India 0,06 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,05 persen.
Selain itu, pasar juga merespon positif atas penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bahwa Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.