Cegah Krisis Imbas Konflik Timur Tengah Sektor Migas dan Pangan Harus Dijaga
Jika pemerintah bisa mengatasi tantangan global tersebut, maka target pertumbuhan ekonomi tetap bisa dicapai tahun 2024.
Editor: willy Widianto
Ekonom Unika Atmajaya Jakarta, Rosdiana Sijabat menyebut aktivitas impor justru penting dilakukan dalam kondisi seperti sekarang ini. Kata dia aktivitas impor justru bisa menstabilkan harga.
“Tidak selalu itu(kurangi impor) solusinya mendatangkan pruduk impor itu justru akan membantu menstabilkan harga di sisi lain kita ingin nasionalisme tapi kalau peemerintah tidak bisa memastikan forecaster di sentra-sentra penghasil pangan sama saja,” ujarnya.
Baca juga: Impor Migas RI dari Singapura Naik, Komisi VII DPR Curiga, Indonesia Makin Tersandera
Masyarakat kata dia juga tidak terlalu peduli apakah barang yang dibeli atau dikonsumsi adalah impor atau bukan. Kata Rosdiana yang terpenting bagi masyarakat adalah soal harga.
“Pokoknya saya membelinya bisa dengan harga terjangkau masyarakat tidak akan peduli itu impor atau bukan,” ujarnya.
Kata Rosdiana karakter ekonomi dalam negeri adalah Produk Domestik Bruto(PDB) selalu didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Oleh karena itu hal krusial yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga konsumsi rumah tangga.
“Jadi menjaga bagaimana konsumsi rumah tangga di tengah pengetatan suku bunga bisa tetap berjalan dengan baik atau setidaknya tidak terlalu terganggu misalkan sekarang ini tren peningkatan harga pangan. Ketika misalkan pendapatan masyarakat tidak berubah kenaikan harga bahan pangan cukup signifikan yang dilakukan pelaku konsumsi rumah tangga adalah mengurangi konsumsi supaya bisa bertahan dengan volume dan kualitas yang biasa sementara pemerintah tantangannya adalah selain cuaca pemerintah atau kementerian terkait bisa mengelola agar harga bahan pangan ini tidak jadi momok,” kata Rosdiana.
Baca juga: Konsumsi Avtur Naik 10 Persen, Pertamina Berhasil Jaga Stok Selama Ramadan dan Idul Fitri 2024
Senada dengan Rosdiana, Pengamat Politik dan Sosial, Arfianto Purbolaksono juga melihat sektor rumah tangga menjadi hal penting saat ini dan perlu menjadi perhatian serius. Karena itu ia meminta masyarakat menunda dulu belanja yang sifatnya konsumtif.
“Demi menjaga kestabilan rumah tangganya jadi harus ada unsur prioritas melihat situasi dan kondisi hari ini,” kata dia.
Anto sapaan akrabnya juga meminta masyarakat tidak melakukan ‘Panic Buying’. Aksi tersebut justru akan memunculkan ketidakstabilan situasi dan kondisi masyarakat. “Masyarakat jangan panik ya harus tenang. Tidak terpaancing dengan berita dan kadang ada disinformasi yang seliweran di media sosial sehingga masyarakat tidak panic buying dan menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan,” ujar Anto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.