Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat, PLN: Pemulihan Jaringan Listrik Berjalan Cepat
Eric Rossi Priyo Nugroho memastikan proses pemulihan jaringan listrik berjalan cepat sejalan dengan keamanan saat banjir.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pemulihan jaringan listrik dampak dari banjir lahar dingin pasca Gunung Marapi erupsi berjalan cepat. Pemulihan terus diupayakan di darah-daerah terdampak bencana.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat (Sumbar) Eric Rossi Priyo Nugroho memastikan proses pemulihan jaringan listrik berjalan cepat sejalan dengan keamanan saat banjir.
“Agar tidak membahayakan nyawa ataupun aset masyarakat," ujarnya kepada media, dikutip Senin (13/5/2024).
Baca juga: Jalur Padang-Solok Semalam Macet Total, Hujan Lebat Picu Longsor di Sitinjau Lauik
Dalam mempercepat pemulihan jaringan listrik tersebut, kata Eric, telah dikerahkan 100 personel gabungan dari PLN, Haleyora Power, dan mitra kerja PLN. Personel dikerahkan untuk mengecek instalasi listrik sekaligus melakukan perbaikan di lokasi terdampak.
Selain itu, menurut Eric, PLN juga bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat, sehingga proses penormalan berjalan lancar dan aman.
“Proses penormalan dilakukan bertahap hingga listrik kembali normal 100 persen," terang Eric.
Sebelumnya, 103 gardu listrik mengalami kerusakan hingga berdampak ke 8.462 pelanggan atau pemadaman aliran listrik. Kini, pemulihan sudah berjalann cepat.
Proses pemulihan jaringan kelistrikan untuk kembali normal 100 persen terus diupayakan. Hanya saja, beberapa titik belum dilakukan proses pemulihan karena masih tergenang banjir dan mengutamakan faktor keselamatan.
“Untuk alasan keselamatan nyawa masyarakat, kami sampaikan juga permohonan maaf karena listrik di beberapa lokasi yang tergenang banjir tidak dapat langsung dinyalakan sehingga penormalan dilakukan secara bertahap," kata Manajer PLN UP3 Bukittinggi Rudi Hamiri.
Baca juga: Jalan Nasional di Sitinjau Lauik Padang Longsor, Menewaskan Dua Orang dan 5 Hilang
Diketahui berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang menjadi pemicu utama banjir bandang bercampur lahar gunung yang melanda tiga kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan berdasarkan analisa per tanggal 8 Mei 2024 sudah ditemukan potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras dapat mengguyur wilayah Sumatera Barat.
Karena itu, tim Meteorologi BMKG pada hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidro-meteorologi seperti banjir, longsor dan seterusnya di Sumatera Barat.
Dalam peringatan dini tersebut BMKG meminta masyarakat di Sumatera Barat, khususnya di daerah rawan bencana seperti pesisir, pegunungan, perbukitan waspada cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9-12 Mei 2024.
Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir bandang bercampur material lahar menimbulkan dampak kerusakan.
Pusdalops BNPB mencatat sampai dengan Minggu (12/5/2024) pukul 16.40 WIB ada sebanyak 27 orang korban warga di tiga daerah tersebut meninggal dunia, lebih dari 200 orang warga mengungsi, dan lebih dari 100 unit rumah dan puluhan fasilitas publik rusak.
Selain itu, juga menimbulkan tanah longsor hingga memutus jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas. Di antaranya seperti di wilayah Malalak Kabupaten Agam (Jalan Penghubung Padang-Bukit Tinggi), Sitinjau Lauik Kabupaten Tanah Datar (Jalur penghubung Padang – Solok), Jalan Lembah Anai (jalur penghubung Bukit Tinggi-Padang).
BNPB menerangkan, tim petugas gabungan masih melakukan upaya penanggulangan dampak bencana sehingga data jumlah korban jiwa dampak kerusakan lainnya maupun masih dapat bertambah.