Turbulensi Keras, Singapore Airlines London-Singapura Mendarat Darurat di Bangkok
Dua orang penumpang pesawat Singapore Airlines meninggal dunia setelah pesawat yang ditumpanginya itu mengalami turbulensi ekstrim
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pesawat Singapore Airlines rute penerbangan London -Singapura turbulensi ekstrim pada Selasa (21/5/2024). Pesawat jenis Boeing 777-300ER dengan rute penerbangan London, Inggris ke Singapura tersebut terpaksa mendarat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, Thailand pukul 15:45 waktu setempat.
Dalam insiden tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia di atas pesawat, satu lagi meninggal saat dirawat di rumah sakit Bangkok.
The New York Time mengabarkan secara keseluruhan, 71 orang, termasuk penumpang dan awak pesawat, terluka, kata pejabat rumah sakit di Bangkok.
Baca juga: Satu Korban Tewas Dalam Insiden Singapore Airlines Turbulensi WN Inggris Usia 73 Tahun
Rumah sakit Samitivej Srinakarin mengatakan, dari 71 orang penumpang yang dirawat di jaringan medisnya, enam orang mengalami luka serius
Empat orang yang terluka berasal dari Inggris, tiga dari Malaysia, dua dari Selandia Baru dan masing-masing satu dari Irlandia, Spanyol dan Amerika Serikat. Kewarganegaraan korban lainnya tidak diketahui.
Penumpang dan awak yang tersisa diperiksa dan dirawat di Bandara Suvarnabhumi di Bangkok, kata maskapai tersebut.
Pesawat yang mengangkut 211 penumpang dan 18 awak. Pesawat itu meninggalkan Bandara Heathrow pada hari Senin. Waktu penerbangan ke Singapura hanya kurang dari 13 jam.
Kementerian Transportasi Singapura mengatakan pihaknya sedang memeriksa kejadian tersebut dan akan mengirimkan penyelidik ke Bangkok, dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional di Amerika Serikat mengatakan akan mengirimkan perwakilan dan empat penasihat teknis untuk membantu.
Perdana Menteri Thailand mengatakan pemerintahnya akan “membantu segala hal yang diperlukan bagi korban cedera.”
Pria tersebut meninggal di dalam pesawat, kata Kittipong Kittikachorn, direktur bandara Bangkok, tanpa menyebutkan nama atau penyebab kematiannya. Istri pria tersebut terluka dan dibawa ke rumah sakit, kata Kittipong.
Kerusakan, termasuk isolasi terbuka, terlihat pada bagian dalam jet penumpang yang mengalami turbulensi ekstrem.
Baca juga: Kronologi Turbulensi Singapore Airlines: Menukik dari 37 Ribu Kaki Lalu Mendarat Darurat di Thailand
Waktu penerbangan rata-rata untuk rute tersebut kurang dari 13 jam. Mr Kittipong mengatakan pada konferensi pers bahwa dia naik ke pesawat setelah mendarat dan menggambarkan pemandangan itu sebagai “berantakan.”
Minta Maaf
Dalam keterangan resmi yang dilihat Tribunnews.com di Facebook, Singapore Airlines menyatakan pihaknya meminta maaf atas kejadian traumatis itu.
Singapore Airlines akan membantu para penumpang untuk menjalani masa sulit ini.