Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bos Garuda Geram Tarif Tiket Pesawatnya Dinilai Mahal: Pilot Gue Enggak Tidur

Irfan mengaku heran terhadap keluhan mahalnya tarif tiket maskapai pelat merah. Sebab, dia menilai, sejauh ini penumpang domestik maupun internasional

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bos Garuda Geram Tarif Tiket Pesawatnya Dinilai Mahal: Pilot Gue Enggak Tidur
TRIBUN/DANY PERMANA
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra berpendapat, tarif maskapai pelat merah ini kerap kali dikeluhkan mahal namun justru seimbang dengan pelayanannya dimana pilot-pilot tidak ada yang kelelahan hingga tertidur saat penerbangan.

Bahkan, Irfan menilai dana yang dikeluarkan penumpang untuk menaiki maskapai Garuda Indonesia itu, sudah pantas dengan kondisi layanan yang diberikan seperti tidak ada delay di jadwal penerbangan.




"Jadi kita itu sudah murah, kalau mahal sensitif aja. Tapi kita ga akan menaiki harga tapi dengan semua orang yang naik Garuda dengan "mahal" turun dari pesawat Garuda memang pantas gue bayar sekian. Enggak delay, pilot gue enggak tidur.

Baca juga: AS Naikkan Tarif Impor Mobil Listrik dari Cina Jadi 100%

Saya bayar mahal untuk salah satunya (pilot) enggak tidur," kata Irfan kepada wartawan di Kantor Garuda Indonesia, dikutip Kamis (23/5/2024).

Irfan menyontohkan cara untuk mendapatkan tiket murah di penerbangan Garuda Indonesia penerbangan ke Bali adalah membeli tiket di hari Minggu. Kata dia, Garuda Indonesia memberikan diskon hingga 40 persen untuk hari tersebut.

"Ke Bali pesan jauh jauh hari 3-4 bulan biasakan berencana, kalau mau ke Bali berangkat hari Minggu pulang hari Kamis," ucap Irfan.

BERITA TERKAIT

"Mau murah ke Bali berangkat dari Jumat pulang Minggu, ya semua orang ke Bali juga," imbuh dia menegaskan.

Sebelumnya, Irfan mengaku heran terhadap keluhan mahalnya tarif tiket maskapai pelat merah. Sebab, dia menilai, sejauh ini penumpang domestik maupun internasional selalu penuh.

"Agak cape juga menjelaskan dan kemudian dikipasin banyak orang, seolah-olah i'm the victim orang yang paling zalim di republik ini. Pesawat kita juga penuh, jadi saya tanya yang bilang mahal siapa, enggak naik pesawat jangan-jangan," kata Irfan.

Dikatakan Irfan, harga tiket pesawat Garuda Indonesia sudah 5 tahun tidak mengalami kenaikan. Meski begitu dia mengaku, tarif maskapai pelat merah ini memang ada kenaikan sedikit dibandingkan tahun lalu lantaran biaya pengembangan bandar udara atau airport tax naik lebih dari 100 persen.

Baca juga: Bos Garuda Indonesia Beberkan Kronologi Pesawat GA-1105 Rute Makassar-Madinah yang Putar Balik

"Jadi harga tiket ini tuh 5 tahun enggak naik, 5 tahun. Sekarang gaji semua naik, pilot-pilot naik, awak kabin naik, gaji saya kan mahal naik juga. Ini direksi tambah satu (total enam), komisaris ada dua (total tiga), mahal. Tapi bukan cuman itu, harga avtur dulu berapa," ujar Irfan.

"Siapa yang bilang mahal, bukan maskapai. Ini mau ditambah lagi dengan iuran pariwisata yang dimarahin siapa nanti? Pak Irfan zalim," sambungnya.

Menurut Irfan, transportasi penerbangan itu memang pilihan semua penumpang. Dia bahkan mengeklaim tidak semua orang perlu dan bisa naik pesawat. Terlebih lagi, ongkos yang dikeluarkan maskapai ini memang mahal, mulai dari avtur, sewa pesawat hingga maintenance.

"Tolong dipahami kita ini ongkosnya mahal sekali. 30 persen dari cost biaya kita tuh avtur. 30 persen sewa. 20 sampai 30 persen maintenance. Mau dibikin maintenance 0? bisa. Setiap terbang lillahi ta'ala kan. Kita kan mesti mastiin ini kan. Kalau ada kerusakan enggak bisa jalan, sedangkan pesawat mesti terbang," tegas Irfan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas