Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peringatan FAA: Ratusan Pesawat Boeing 777 Berisiko Meledak di Udara, Dipcu Pelat Logam di Sayap

Menurut FAA, pelat logam yang dipasang pada ventilasi tangki bahan bakar di sayap pesawat Boeing 777 dipasang tanpa ikatan listrik.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Peringatan FAA: Ratusan Pesawat Boeing 777 Berisiko Meledak di Udara, Dipcu Pelat Logam di Sayap
Mike Siegel/The Seattle Times
Proses perakitan akhir bagian badan pesawat Boeing 777 di pabrik Boeing di Everett, Amerika Serikat. (Mike Siegel/The Seattle Times) 

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) awal tahun ini mengeluarkan arahan yang memperingatkan bahwa cacat produksi pada pesawat Boeing 777 dapat menyebabkan "kebakaran atau ledakan" jika tidak ditangani.

Tidak jelas apakah operator pesawat dan maskapai penerbangan telah memitigasi peringatan FAA tersebut.

FAA sudah menerbitkan peringatan tersebut pada bulan Maret 2024 dan FAA meminta tanggapan atas hal tersebut hingga awal bulan Mei 2024 ini.

Di tengah serangkaian insiden keselamatan yang melibatkan pesawat Boeing, Daily Mail mengabatkan adanya dokumen tersebut dan dapat dilihat publik pada hari Rabu 22 Mei 2024 kemarin.

Menurut FAA, pelat logam yang dipasang pada ventilasi tangki bahan bakar di sayap pesawat Boeing 777 dipasang tanpa ikatan listrik.

Hal itu menyebabkan pelat tersebut berpotensi mengakumulasi listrik statis dan menyebabkan "kebakaran atau ledakan" pada tangki bahan bakar jet.

Sekitar 292 pesawat Boeing 777 yang terdaftar di AS mungkin berisiko, demikian peringatan dari arahan tersebut. Semua varian 777, mulai dari model dasar 777-200 hingga 777-300ER jarak jauh, terpengaruh.

Berita Rekomendasi

Boeing menolak laporan Daily Mail tersebut dan bersikeras bahwa arahan yang diusulkan adalah bagian dari “proses peraturan standar yang telah membantu memastikan perjalanan udara adalah bentuk transportasi yang paling aman.”

"Ini bukan masalah keselamatan penerbangan secara langsung," sebut Boeing dalam pernyataannya.

Baca juga: Boeing 777-300 Emirates Tabrak Kawanan Burung Flamingo di Mumbai, Pesawat Alami Kerusakan

“Ada beberapa redundansi yang dirancang pada pesawat komersial modern untuk memastikan perlindungan terhadap efek elektromagnetik," sebut Boeing.

"Armada 777 telah beroperasi selama hampir 30 tahun, dan telah menerbangkan lebih dari 3,9 miliar penumpang dengan aman,” klaim Boeing.

Proses produksi pesawat Boeing 777
Proses produksi pesawat Boeing 777 di pabrik Boeing di Everett, Amerika Serikat.

Boeing 777 merupakan pesawat berbadan lebar yang paling banyak diproduksi di dunia, dengan hampir 1.800 unit telah dikirimkan ke operator di seluruh dunia sejak tahun 1995.

Baca juga: Buntut Insiden Turbulensi Boeing 777-300, Singapore Airlines Terjunkan Tim ke Bangkok

Pesawat ini telah terlibat dalam 31 kecelakaan atau insiden, sebuah rekor keselamatan yang relatif lebih baik dibandingkan pendahulunya yang lebih kecil, 767, yang terlibat dalam 67 kecelakaan. kecelakaan dari sekitar 1.300 pesawat yang dibuat.

Pendekatan Boeing terhadap keselamatan secara keseluruhan telah mendapat sorotan dalam beberapa tahun terakhir.

Dua kecelakaan mematikan pada tahun 2018 dan 2019 membuat seluruh armada pesawat 737 Max tidak bisa terbang.

Baca juga: China Masukkan Boeing ke Daftar Hitam karena Jual Senjata ke Taiwan, AS Diam-diam Mempersenjatai

Sementara di tahun 2024 ini telah terjadi beberapa insiden, dimulai dengan panel pintu yang meledak di udara pada pesawat Boeing 737 Max 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines pada bulan Januari 2024.

Di Indonesia, Boeing 777 Max 9 antara lain dioperasikan oleh maskapai penerbangan Lion Air.

Departemen Kehakiman AS masih mempertimbangkan untuk menuntut Boeing atas kecelakaan yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019, yang menewaskan hampir 350 orang dan disebabkan oleh sistem kontrol nada yang tidak diberitahukan kepada pilot oleh perusahaan tersebut.

Sumber: Russia Today

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas