Akselerasi Inklusi Keuangan Nasional, Anggota TPAKD Diberikan Edukasi Soal Pasar Modal dan Investasi
Perlu upaya ekstra untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara nasional, khususnya di sektor pasar modal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Indonesia mendapatkan edukasi seputar pasar modal dan investasi, sebagai upaya mempercepat inklusi keuangan nasional.
TPAKD merupakan forum koordinasi yang terdiri dari pemerintah daerah, regulator, lembaga jasa keuangan (LJK) dan akademisi, yang dibentuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, perlu upaya ekstra untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara nasional, khususnya di sektor pasar modal.
“Sinergi dan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan akan terus dikoordinasikan di TPAKD yang merupakan forum yang sangat penting dan krusial dalam upaya mempercepat akses keuangan,” jelas Friderica ditulis Selasa (4/6/2024).
Dalam kegiatan pembekalan, BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) memberikan edukasi seputar perencanaan keuangan dan investasi pada salah satu rangkaian kegiatan Sertifikasi Anggota dan Capacity Building TPAKD 2024.
Baca juga: Holding Ultra Mikro Terus Berkembang, Ini Peran BRI dalam Tingkatkan Inklusi Keuangan
Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menyampaikan, BRIDS memberikan pembekalan kepada tim TPAKD agar kedepannya dapat menyelenggarakan program kerja literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal.
Baca juga: OJK Targetkan Indeks Inklusi Keuangan di Indonesia Meningkat Jadi 90 Persen Tahun 2024
“Kami terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di sektor pasar modal di Indonesia melalui berbagai program edukasi yang berkelanjutan, serta tentunya melalui kolaborasi dengan regulator dan lembaga terkait, sebagai bentuk penerapan misi Perseroan untuk fokus kepada pengembangan pasar ritel dan untuk terus memberikan nilai tambah bagi investor di Indonesia,” pungkas Laksono.
Berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan OJK Tahun 2022, diketahui bahwa tingkat inklusi keuangan nasional sudah mencapai 85,10 persen, namun demikian khusus di sektor pasar modal masih berada di kisaran angka 16,13%.
Di sisi lain, tingkat literasi keuangan nasional adalah 49,68%, namun demikian, di sektor pasar modal masih berada pada angka 4,11%.