Laju Manufaktur Melandai, Indonesia Didorong Jadi Negara Basis Ekspor
Kebijakan pemerintahan di sektor manufaktur nantinya akan diarahkan untuk menambah nilai dari produk yang diolah industri dalam negeri.
Penulis: willy Widianto
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS COM, JAKARTA - Pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan akan dihadapkan pada masalah laju manufaktur Indonesia yang melandai dalam 20 tahun terakhir.
Padahal sektor manufaktur tidak hanya menyumbang banyak tenaga formal tetapi juga menjadi sarana bagi Indonesia untuk mencapai masyarakat dengan pendapatan tinggi.
Menanggapi hal ini, Sekjen PAN Eddy Soeparno akan memastikan penguatan sektor industri dan manufaktur karena merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Sejak awal komitmen PAN bersama Prabowo-Gibran adalah Indonesia tidak boleh menjadi basis pasar saja, tetap harus menjadi basis produksi untuk ekspor," kata Eddy di Jakarta, Jumat(7/6/2024).
Baca juga: PMI Indonesia Ekspansif, Kinerja Solid Manufaktur Didorong Permintaan Baru
Pimpinan Komisi VII DPR RI ini menjelaskan, pembangunan industri merupakan penyerap tenaga kerja terampil dan terdidik yang terbaik. Namun lebih daripada itu, kebijakan pemerintahan di sektor ini nantinya akan diarahkan untuk menambah nilai dari produk yang diolah industri dalam negeri.
"Karena itu PAN akan memastikan pemerintahan ke depan memprioritaskan industri dan manufaktur. Bukan hanya karena menyerap tenaga kerja saja, namun industri dan manufaktur akan menambah nilai dari produk yang diolah industri dalam negeri," ungkapnya.
Eddy menyampaikan upaya meningkatkan daya saing industri dalam negeri dilakukan seiring sejalan dengan memperbaiki kondisi berusaha mulai dari kemudahan dan percepatan proses perizinan, mengurai kendala koordinasi antar kementrian/lembaga sampai pada ketersediaan bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan.
"PAN akan terlibat aktif untuk terus meningkatkan daya saing industri dan menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor untuk produk-produk unggulan mulai dari alas kaki, tekstil, baterai dan produk high tech lainnya," kata Eddy.
"Saat ini kontribusi industri terhadap PDB adalah 18 persen. Idealnya mencapai 28-30 persen. Kita pernah mencapai 28 persen pada tahun 2000 dan 22 persen di tahun 2002. Ini yang terus kita usahakan sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi," tutup Eddy.