Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PLN Dapat Pendanaan Rp9,4 Triliun dari World Bank untuk Transisi Energi

PLN menerima pendanaan senilai Rp 9,45 triliun dari Bank Dunia untuk membiayai program transisi energi serta digitalisasi perseroan.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in PLN Dapat Pendanaan Rp9,4 Triliun dari World Bank untuk Transisi Energi
HO
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) mendapatkan pendanaan sindikasi senilai 581,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 9,45 triliun dari World Bank, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility dan Clean Technology Fund untuk mendukung peningkatan akses elektrifikasi di Indonesia.

Pendanaan ini juga untuk membiayai program transisi energi serta digitalisasi perseroan.

Pendanaan ini berwujud hibah dan perjanjian pinjaman langsung dengan Sovereign Guarantee bertajuk Program Indonesia Sustainable Least-cost Electrification-1 (ISLE-1).

Program ISLE-1 merupakan program-based loan dalam rangka dukungan World Bank dan Partner Pembangunan terhadap peningkatan akses elektrifikasi, peningkatan kesiapan grid terhadap integrasi energi baru-terbarukan (EBT) dan peningkatan kapasitas operasional teknologi informasi PLN.

Penyusunan program ini juga mendapat asistensi teknis dan pendanaan dari Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) yang dikelola oleh Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan pentingnya kerja sama pendanaan World Bank melalui program ISLE-1 untuk pembiayaan rencana distribusi, transmisi, dan pembangkit listrik menuju elektrifikasi Indonesia 100 persen.

Program ini juga akan membiayai korporasi untuk peningkatan bauran energi baru terbarukan, mengurangi biaya pembangkitan, dan memperkuat kapasitas keuangan dan operasional PLN.

Baca juga: PLN Pasok Listrik 170 MVA ke Smelter Milik Freeport Indonesia di Gresik

“ISLE-1 berfokus pada dua wilayah yakni Maluku dan Nusa Tenggara, karena kedua wilayah tersebut memiliki tingkat elektrifikasi yang rendah dan rata-rata biaya pembangkit listriknya tinggi," ucap Darmawan dalam pernyataan tertulis dikutip Jumat (14/6/2024).

Berita Rekomendasi

Menurut dia, transisi energi tidak bisa dijalankan sendiri. Sebagai lokomotif transisi energi, PLN terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi dari tantangan yang ada.

Baca juga: PLN Perkuat Pusat Data Center di IKN

“Transisi energi tidak bisa dijalankan dalam suasana kesendirian, karena terdapat tantangan teknis, strategis, operasional, dan juga pendanaan," papar Darmawan.

"PLN telah memetakan seluruh tantangan tersebut sehingga setiap tantangan dapat diatasi, dapat dimitigasi, dan dapat dikelola agar bisa terus maju dan mencapai misi transisi energi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas