Perkuat Sektor Maritim, INSA Gandeng Sejumlah Duta Besar Asia
Carmelita Hartoto mengatakan, ke depan kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan negara-negara FASA dan ASA harus didorong semakin erat
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat sektor maritim Asia.
Hal itu dikatakan Carmelita yang juga menjabat sebagai Ketua Federation of ASEAN Shipowners’ Association (FASA) dan Asian Shipowners’ Association (ASA), saat menggelar makan malam dengan para perwakilan duta besar negara Asia, Kamis (13/6/2024) di Jakarta.
Kehadiran para petinggi dan perwakilan duta besar dari negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Australia, India, Singapura, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam dan European Union Ambassador to ASEAN, menunjukkan pentingnya hubungan maritim yang kuat di kawasan Asia.
Baca juga: Ketua INSA Carmelita Hartoto Terpilih Jadi Presiden Asosiasi Pemilik Kapal se-Asia Periode 2024-2025
"Kolaborasi ini bukan hanya tentang memperkuat sektor maritim Indonesia, tetapi juga tentang memajukan industri maritim seluruh Asia. Sebagai ketua di FASA dan ASA, saya melihat potensi besar dalam kerja sama lintas negara untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan," ujarnya.
Carmelita Hartoto mengatakan, ke depan kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan negara-negara FASA dan ASA harus didorong semakin erat, terutama dalam upaya menciptakan industri pelayaran Asia yang lebih ramah lingkungan, sehingga pelayaran Asia dapat dijadikan mitra pelayaran global yang mampu diandalkan.
Baca juga: 50 Kapal Berlabuh di Terminal Umum KCN Marunda, INSA: Punya Potensi Besar untuk Berkembang
Carmelita juga menuturkan, untuk itu dibutuhkan dukungan seluruh pihak baik dari Kementerian Luar Negeri, maupun dari para petinggi dan pelaku usaha pelayaran negara di Asia untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Kolaborasi antara Indonesia dan negara tetangga semakin diperlukan untuk menjaga iklim bisnis pelayaran di Asia tetap kondusif di tengah ketidakpastian global saat ini,” katanya dalam acara tersebut.
Potensi kerja sama antara Indonesia dengan negara Asia lainnya di antaranya, menyangkut green environment dan energi di sektor pelayaran.
Ketua Yayasan INSA Theo Lekatompessy mengatakan, makan malam yang digelar dengan penuh keakraban dan kehangatan ini menunjukkan, komunikasi yang dibangun INSA dengan stakeholder negara lainnya adalah komunikasi yang efektif dan saling menghormati seluruh pihak.
Baca juga: INSA Dorong Alternatif Pendanaan Pelayaran Lewat Pasar Modal
Theo turut memberikan dimana Ia menyoroti fakta bahwa Asia adalah produsen kapal terbesar di dunia, pensuplai pelaut terbesar di dunia, dan mengangkut lebih dari 53 persen kargo dunia. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya disadari oleh negara-negara di kawasan Asia.
"Asia adalah raksasa maritim yang tidur. Sudah saatnya kita bangkit bersama dan menjadi motor perubahan bagi kemaritiman dunia. Dengan sumber daya dan kemampuan yang kita miliki, kita dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara dan masyarakat Asia," tegas Theo Lekatompessy.
Acara ini diharapkan menjadi langkah awal dari serangkaian inisiatif yang lebih besar untuk memperkuat kerja sama maritim di kawasan Asia. Diskusi yang konstruktif dan komitmen bersama yang tercipta dalam acara ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret.
Kolaborasi maritim antara Indonesia dan negara-negara Asia merupakan langkah strategis untuk menghadapi dinamika global dan memanfaatkan potensi besar di sektor maritim.
Melalui pertemuan ini, INSA menunjukkan komitmennya untuk menjadi motor penggerak dalam memperkuat hubungan maritim yang saling menguntungkan. Dengan dukungan dari para duta besar dan pemerintah, diharapkan kerja sama ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan Asia.