Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Integrasi BUMN Karya Harus Berorientasi pada Jangka Panjang

Ketiga perusahaan akan bergabung dengan fokus pada proyek pembangunan air, rel kereta api, dan sejumlah konteks lain.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Integrasi BUMN Karya Harus Berorientasi pada Jangka Panjang
TR
Pengamat BUMN dari Datanesia Institute, Herry Gunawan. 

Ia mengungkapkan agar jangan sampai ada salah tunjuk nahkoda integrasi, karena investor, kreditor dan pemegang saham itu basisnya adalah reputasi, kredibilitas dan kepercayaan.

”Pertanyaannya sederhana, siapa yang kenal dengan Abipraya dan Nindya? Tapi dengan ADHI orang sudah kenal,” ungkap Herry.

Herry menerangkan membandingkan ADHI, Abipraya dan Nindya juga sudah timpang.

Nindya dieliminasi dari posisi pemimpin karena statusnya yang masih menjadi ’pasien’ PPA.

Sedangkan jika membandingkan ADHI dan Abipraya, secara laporan keuangan misalnya, aset Abipraya sekitar 8 triliun, sedangkan ADHI sekitar 40 triliun.

Kemudian secara nilai proyek yang dikerjakan ADHI jauh lebih besar, demikian juga dengan sektor proyek yang dikerjakan ADHI jauh lebih banyak.

Jadi menurut Herry pengalaman dan pemahaman ADHI itu jauh lebih besar ketimbang Abipraya.

Berita Rekomendasi

ADHI menurut Heryy biasa menangani masalah yang lebih kompleks dan jauh lebih tahan banting ketika dihadapkan dengan masalah.

Sebaliknya, Abipraya karena mengerjakan proyek yang ukurannya kecil maka resikonya juga kecil- kecil.

”Kalo dianalogikan yang satu ngurusin pembuatan sepeda yang satu lagi udah ngurusin pembuatan mobil. Nah, kalo saya jadi investor atau shareholder yang punya duit kira kira uang saya nih mau kembangkan, kira-kira nih, saya mau taruh di yang ngurusin sepeda atau mobil?” ucap Herry.

Selain itu, ADHI sebagai perusahaan yang tercatat di bursa terbiasa dengan laporan tahunan yang cukup kompleks karena mengacu aturan OJK yang mengutamakan keterbukaan dan GCG Sedangkan Abipraya ketika membuat laporan tahunan, cukup mengacu satu indikator, yaitu Kementerian BUMN.

Sebagai perusahaan publik sejak tahun 2021 ADHI sudah diwajibkan oleh OJK sebagai otoritas dan regulator di bidang keuangan, untuk membuat laporan yang disebut dengan keuangan yang berkelanjutan atau sustainability report sebagai standar dari ESG.

Sebuah standar yang sudah menjadi perhatian pemerintah maupun dunia.

Herry melihat ADHI dari sisi tata kelola, baik tata kelola di bidang pengelolaan perusahaan maupun tata kelola di bidang keberlanjutan lingkungan sudah lebih kuat secara fundamental dan lebih dipercaya oleh calon investor, kreditor ataupun shareholder bukan hanya lokal namun juga global.

Tenggat Waktu Tidak Relevan

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas