Nilai Barang Luar Negeri Masuk ke RI dalam 1 Bulan Melonjak 14 Persen Jadi 19,40 Miliar Dolar AS
Nilai impor komoditas non migas secara kumulatif sebesar 76,45 miliar dolar AS atau turun 0,91 persen dibandingkan tahun 2023.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada Mei 2024 sebesar 19,40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 14,82 persen dibandingkan April 2024 senilai 16,90 miliar dolar AS.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan, total nilai impor meningkat secara bulanan namun terjadi penurunan jika dilihat secara tahunan.
"Secara bulanan, kelompok non migas mengalami peningkatan nilai impor, sedangkan kelompok migas mengalami penurunan nilai impor. Sementara secara tahunan, kelompok migas dan non migas mengalami penurunan nilai impor," kata Habibullah dalam Rilis BPS, Senin (19/6/2024).
Baca juga: Pakar Soroti Kabar Tertahannya 490 Ton Beras Impor di 2 Pelabuhan
Berdasarkan data BPS, kinerja impor komoditas non migas sebesar 16,65 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan 19,70 persen dari April 2024 senilai 13,91 miliar dolar AS.
Sedangkan, kinerja impor migas sebesar 2,75 miliar dolar AS atau mengalami penurunan 7,91 persen dibandingkan bulan April 2024 senilai 2,98 miliar dolar AS.
Adapun berdasarkan data impor secara kumulatif, total nilai impor hingga Mei 2024 senilai 91,19 miliar dolar AS atau turun 0,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 91,58 miliar dolar AS.
Habibullah menyebut, nilai impor komoditas non migas secara kumulatif sebesar 76,45 miliar dolar AS atau turun 0,91 persen dibandingkan tahun 2023 senilai 77,16 miliar dolar AS.
"Penurunan nilai terjadi pada impor non migas. Sedangkan impor migas mengalami kenaikan," ujar Habibullah.
"Nilai impor bahan baku penolong mencapai 66,7 miliar dolar AS, atau turun 1,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan penurunan tersebut memberikan andil terhadap penurunan total nilai per kumulatif sebesar 1,07 persen," sambungnya.