Pelemahan Rupiah Bikin Bisnis Garuda Indonesia Turbulensi Parah
Bisnis penerbangan Garuda Indonesia langsung terdampak oleh tren pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Depresiasi rupiah semakin membengkak bahkan terdalam sejak April 2020 di masa awal pandemi Covid-19.
Pelemahan mata uang garuda ini sebagai reaksi pasar terhadap hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Juni 2024 yang memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di level 6,25 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate 6,25 persen tersebut sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas, yaitu untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran," ujar Perry saat konferensi pers, Kamis (20/6/2024).
Ekonomi AS Tumbuh Kuat Picu Pelemahan Rupiah
Perry Warjiyo mengatakan ekonomi AS tumbuh kuat ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan peningkatan ekspor dengan penurunan inflasi AS yang masih berjalan lambat.
"Kondisi ini mendorong Federal Funds Rate (FFR) baru akan turun pada akhir 2024. Sementara itu European Central Bank (ECB) telah menurunkan suku bunga kebijakan moneternya lebih cepat sejalan tekanan inflasi lebih rendah," ujar Perry saat Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juni 2024, Kamis (20/6/2024).
Perry menambahkan, divergensi kebijakan negara maju ini serta masih tingginya ketegangan politik menyebabkan ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi.
Berbagai perkembangan tersebut dan dengan tingginya Yield US Treasury menyebabkan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
"Kondisi ini meningkatkan tekanan nilai tukar berbagai mata uang dunia dan menahan aliran masuk modal asing ke negara berkembang," tutur Perry.
BI mematok inflasi tahun 2024 berada di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan sentimen eksternal yang memengaruhi agresivitas dolar adalah para pedagang menunggu lebih banyak petunjuk kebijakan AS.
Sementara Bank of England (BoE) akan melakukan pertemuan, di mana suku bunga diperkirakan tidak berubah.
Selain BoE, investor juga akan mengamati keputusan bank sentral Swiss dan Norwegia pada hari Kamis untuk menentukan prospek suku bunga global.