Kisah Tanri Abeng Semasa Hidup, Tebas Korupsi Mesin Hingga Tisu di Tubuh BUMN Penerbangan
Tanri merupakan sosok penting dalam tubuh Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng meninggal dunia di usia ke 83 tahun di Rumah Sakit Medistra Jakarta, pada Minggu (23/6/2024) pukul 02.36 WIB.
Tanri merupakan sosok penting dalam tubuh Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada era kepemimpinan Presiden Soeharto.
Dengan background pengusaha, Tanri berhasil menentukan arah BUMN untuk ikut berkontribusi dalam penyumbang keuangan negara.
Baca juga: Profil Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Pertama yang Pernah Berjuluk Manager Rp 1 Miliar
Saat ditugaskan Presiden Soeharto, ia meminta kepada pemimpin negara tersebut untuk menangani bisnis di BUMN saja, tidak termasuk urusan politiknya.
"Manuver politik para politisi. Capek hadapinya. Saya ke Pak Harto dan katakan, 'Pak urusan bisnisnya saya atasi tapi urusan politiknya mohon Bapak yang atasi." kisah Tanri dikutip dari dikutip Tribunnews.com dari pesan WhatsApp mantan Politisi Akbar Faizal, Minggu (23/6/2024)., Minggu (23/6/2024).
Masih dalam kisah yang sama, Tanri juga sempat menceritakan kondisi mengenaskan BUMN penerbangan yang banyak korupsi merajalela, mulai dari dana pengadaan mesin hingga tisu.
"Di Garuda itu, dari pengadaan mesin pesawat hingga tisu dikorupsi semua. Dan itu terjadi pada semua BUMN," kata Tanri.
Untuk mengatasi situasi yang tidak sehat di Garuda Indonesia, Tanri menunjuk Robby Djohan yang merupakan seorang Bankir sebagai pemimpin Garuda Indonesia yang baru pada Februari 1998.
"Saya ambil dan paksa beberapa orang untuk bersedia memimpin BUMN. Robby Djohan, misalnya. Nolak beberapa kali tangani Garuda tapi saya paksa. Akhirnya mau dengan syarat: Kamu jangan campur tangan," lanjut Tanri.