IHSG dan Rupiah Kompak Menguat Dipicu Sentimen Defisit Fiskal di Bawah 3 Persen
Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Senin (24/6/2024).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
IMF melihat fiskal Indonesia akan mengalami ekspansi pada 2024 dan 2025.
Namun, IMF melihat defisit yang sedikit lebih kecil akan mendukung pertumbuhan dan bauran kebijakan yang lebih seimbang sekaligus menjaga ruang kebijakan untuk merespons risiko-risiko negatif.
Hal tersebut juga diamini oleh pemerintah, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan tetap dijaga di bawah 3 persen.
“Ini yang dinilai menjadi komitmen pemerintah dan akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, APBN kini menjadi perhatian serius bagi investor karena khawatir defisit akan menembus level 3 persen PDB melihat rencana belanja yang dilakukan.
Saat ini penyusunan RAPBN 2025 telah dimulai.
Terkait postur defisit yang dirancang dalam RAPBN 2025 sebesar 2,29-2,82 persen PDB, Sri Mulyani menyebut, hal itu telah memperhitungkan makan bergizi gratis.
IMF memahami Indonesia sedang mengejar agenda pertumbuhan yang ambisius dalam Visi Indonesia Emas untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.
Tentunya visi besar itu didorong belanja pemerintah (termasuk untuk pendidikan, program sosial, dan infrastruktur), reformasi kelembagaan (termasuk untuk meningkatkan pasar tenaga kerja, dunia usaha, dan sektor swasta), lingkungan hidup dan sektor keuangan, dan kebijakan industri, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah ekspor di sektor-sektor tertentu.