Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Masih Banyak Pemilik Warteg Belum Pakai QRIS untuk Transaksi, Ini Sederet Penyebabnya

Masih sedikit warteg anggota Kowantara yang menggunakan pembayaran QRIS ke pelanggannya.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Masih Banyak Pemilik Warteg Belum Pakai QRIS untuk Transaksi, Ini Sederet Penyebabnya
Tribunnews/Jeprima
Karyawan menyiapkan nasi bungkus pesanan pelanggan di sebuah kedai warteg di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (6/11/2021). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) memaparkan penggunaan transaksi digital di warteg terbilang masih minim karena masih ada sejumlah kendala yang dihadapi.

Ketua Kowantara Mukroni mengatakan, masih sedikit warteg termasuk anggota Kowantara yang menggunakan pembayaran QRIS ke pelanggannya.

"Kurang dari 5 persen karena beberapa alasan. Salah satunya tidak semua warteg memiliki akses ke teknologi seperti smartphone atau perangkat untuk memindai QR code," ujar Mukroni saat dihubungi wartawan, Selasa (2/7/2024).

Selain itu, tidak semua pelanggan warteg memiliki smartphone yang mendukung aplikasi pembayaran digital. Kemudian, QRIS membutuhkan koneksi internet untuk melakukan transaksi.

Di beberapa daerah, akses internet mungkin masih terbatas atau tidak stabil, sehingga dapat menghambat proses pembayaran.

"Pemilik warteg dan pelanggan perlu memahami cara menggunakan QRIS. Ini termasuk cara mengunduh aplikasi yang mendukung QRIS, membuat akun, dan melakukan pembayaran. Pendidikan dan sosialisasi mengenai penggunaan QRIS menjadi penting," terang Mukroni.

Berita Rekomendasi

Meskipun biaya transaksi QRIS relatif kecil, menurut Mukroni, bagi pemilik warteg yang beroperasi dengan margin keuntungan yang sangat tipis, biaya tambahan ini bisa menjadi beban.

Selain itu, ada kekhawatiran tentang keamanan digital dan penipuan mungkin membuat beberapa pemilik warteg dan pelanggan ragu untuk menggunakan QRIS.

Edukasi mengenai keamanan dan perlindungan data diperlukan untuk membangun kepercayaan.

"Banyak pelanggan warteg yang lebih terbiasa dengan transaksi tunai dan mungkin ragu untuk beralih ke metode pembayaran digital.

Baca juga: Nasib Pria yang Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak, tapi Uang Pas-pasan

Sedangkan manfaatnya, efisiensi dalam transaksi, pencatatan keuangan yang lebih baik, dan potensi untuk menarik pelanggan yang lebih muda yang lebih nyaman dengan pembayaran digital," tutur Mukroni.

Karena masih minimnya warteg-warteg terutama anggota Kowantara menggunakan QRIS, Mukroni berharap adanya kampanye edukasi yang intensif tentang manfaat dan cara penggunaan QRIS.

"Bekerja sama dengan penyedia layanan QRIS untuk memberikan pelatihan langsung kepada pemilik warteg dan pelanggan," ucap Mukroni.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas