Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dirut BTN Beberkan soal Pembatalan Akuisisi Muamalat di DPR, Saham BBTN Langsung Melonjak

Pada sesi kedua perdagangan saham, atau setelah pengumuman ini meluncur ke publik, saham BBTN naik 30 poin

Editor: Sanusi
zoom-in Dirut BTN Beberkan soal Pembatalan Akuisisi Muamalat di DPR, Saham BBTN Langsung Melonjak
HO
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon LP Napitupulu memastikan aksi korporasi dalam bentuk merger antara Bank Muamalat dan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah batal.

Nixon tidak menjelaskan alasan lebih detail dibalik keputusan tersebut karena menghormati perjanjian dengan pihak yang akan diakuisisi. Namun, menurut dia, informasi ini sudah disampaikan ke Kementerian BUMN selaku pemegang saham pengendali BBTN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Pada dasarnya kami tetap harus menjaga kesepakatan bersama mereka (Bank Muamalat). Tapi secara umum kami sampaikan tidak akan meneruskan proses akuisisi,” ujar Nixon dalam RDP. Keputusan tersebut diambil setelah manajemen mendengarkan masukan dari tim appraisal dan konsultan kredibel tentang hasil due diligence.

Baca juga: Komisi VI DPR Nilai Tepat BTN Batalkan Rencana Akuisisi Bank Muamalat

Pernyataan Nixon di DPR membuat saham BBTN naik. Pada sesi kedua perdagangan saham, atau setelah pengumuman ini meluncur ke publik, saham BBTN naik 30 poin atau sebesar 2,34 persen menjadi Rp 1.310. Padahal, sepanjang sesi pagi, saham bank spesialis properti ini ditransaksikan di rentang harga Rp 1.260 - Rp 1.280.

“Pasar menyambut baik pengumuman ini. Batalnya akuisisi menunjukkan BTN telah bersikap profesional, realistis dan kredibel dalam melakukan aksi korporasi. Pelaku pasar mengapresiasi alasan BTN terkait perbedaan visi untuk tidak melanjutkan proses akuisisi,” kata pengamat pasar modal Yazid Muammar.

Baca juga: Di Hadapan DPR, Bos BTN Ungkap Aksi Korporasi dengan Bank Muamalat Tak Dilanjutkan

Dampak pengumuman pembatalan akuisisi juga tercemin pada pergerakan harga saham BBTN yang berbeda arah dengan saham bank BUMN lainnya yang tengah mengalami koreksi. Pada perdagangan hari ini, harga saham BMRI turun 3,11 persen ke Rp 6.225. Begitupula harga saham BBRI dan BBNI yang terkoreksi 1,04 persen dan 0,4 persen. Adapun saham BRIS atau Bank Syariah Indonesia melemah 1,61 persen ke level Rp 2.450.

Menurut Yazid, saham BBTN selama tiga bulan terakhir ini bergerak lebih lambat dibandingkan Bank BUMN lainnya yang sudah lebih dulu rebound. Salah satu pemberatnya adalah ketidakpastian isu akuisisi Muamalat.

Berita Rekomendasi

“Bagi investor, aksi ini bernilai signifikan karena terkait harga wajar Muamalat dan kebutuhan investasi baru yang perlu diinjeksi ke bank hasil akuisisi ini. Jadi, investor memilih wait and see hingga informasi finalnya muncul. Sekarang keputusannya sudah jelas dan investor mengapresiasi dengan membeli saham ini,” katanya.

Baca juga: Rute Lari Steril 100 Persen, BTN Jakarta International Marathon Tuai Pujian

Selain itu, harga saham BBTN saat ini sudah terlampau murah (undervalued). Pada harga saham saat ini, price to book value (PBV) BBTN hanya sebesar 0,6x.

Direktur Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNKES) Sutan Emir Hidayat menilai ini adalah keputusan terbaik sekaligus memberikan kepastian bagi semua pihak.

“Kalau beda visinya terlalu jauh, memang sebaiknya jangan dipaksakan. Pisah jalan jadi pilihan terbaik. Bagi kami, apapun pilihannya, kami berharap bisa memberikan dampak positif bagi industri perbankan syariah,” katanya.

Sutan Emir menduga perbedaan visi mencuat karena terdapat masukan banyak pihak agar Bank Muamalat dibiarkan berdiri sendiri sebagai bank syariah swasta milih umat. Jika dimerger dengan BTN Syariah, eksistensi muamalat akan hilang dan melebur menjadi bagian dari bank BUMN.

“Beberapa pihak ingin eksistensi Muamalat tetap ada sedia kala sebagai bentuk penghargaan terhadap para pendiri yang menginginkan ada bank syariah swasta milih umat,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas