Nilai Tukar Rupiah Dibuka Melemah ke Posisi Rp16.280 per Dolar AS
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di level Rp16.280 berdasarkan data Bloomberg Spot, Senin pagi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah di level Rp16.280 berdasarkan data Bloomberg Spot, Senin (8/7/2024) pukul 09.10 WIB.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah tipis. Di mana sebelumnya pada akhir pekan kemarin (5/7/2024), nilai tukar rupiah di level Rp16.277.
Sebelumnya, Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini berpotensi mengalami pelemahan dan tembus ke level Rp16.300 per dolar AS.
Meskipun diketahui, tren nilai tukar mata uang Garuda pada beberapa hari terakhir mengalami penguatan.
Pada Jumat (5/7/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup berada di level Rp16.277 per dolar AS.
Angka tersebut menguat 52 poin jika dibandingkan pada penutupan di hari sebelumnya (4/7/2024) yang senilai Rp16.329 per dolar AS.
"Pekan depan rupiah diperkirakan akan berkisar Rp16.100 hingga Rp16.350 per dolar AS," ungkap Lukman kepada Tribunnews, Minggu (7/7/2024).
Lukman mengungkapkan, fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak berbagai sentimen, utamanya indeks dolar AS dan keputusan terkait suku bunga Bank Sentral AS yakni The Fed.
Adapun pergerakan indeks dolar salah satu aspek fundamental yang dapat memengaruhi adalah perilisan data Non-Farm Payroll (NFP).
Diketahui, Non-Farm Payroll (NFP) adalah data tingkat ketenagakerjaan di Amerika serikat selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, hingga lembaga-lembaga nonprofit.
Baca juga: IHSG Dibuka Menghijau Lalu Terjun ke Zona Merah, Kurs Rupiah Menguat
Data ini memperlihatkan statistik pengangguran yang terjadi di Negeri Paman Sam dengan mencakup tingkat pengangguran secara umum, tingkat pengangguran jangka panjang dan tingkat pengangguran jangka pendek.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yg kembali melemah setelah data pekerjaan AS NFP yang lebih lemah dari perkiraan," papar Lukman.
Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat Rp 16.371 per Dolar AS, Ini Sentimen Pendorongnya
"Namun penguatan akan terbatas mengingat minggu depan investor mengantisipasi beberapa data ekonomi AS yg penting seperti inflasi dan pidato Powell," pungkasnya.