Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Airlangga: Pejabat World Bank Puji Stabilitas Ekonomi Indonesia di Depan Jokowi

World Bank mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5 persen dan dengan tingkat inflasi yang rendah

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Airlangga: Pejabat World Bank Puji Stabilitas Ekonomi Indonesia di Depan Jokowi
Tribunnews/Taufik Ismail
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Presiden Jokowi menerima delegasi World Bank di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024. 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Managing Director of Operations World Bank, Anna Bjerde di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/2024). Dalam pertemuan tersebut World Bank mengapresiasi stabilitas ekonomi Indonesia.

"World Bank mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5 persen dan dengan tingkat inflasi yang rendah," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai mendampingi Presiden Jokowi menerima delegasi World Bank.

World Bank kata Airlangga mengapresiasi sejumlah program yang telah dilakukan pemerintah Indonesia. Mulai dari program pengurangan kemiskinan dan juga program-program yang terkait dengan infrastruktur untuk pertanian termasuk dengan irigasi.

"Yang tadi delegasi World Bank dari Lombok dan melihat bagaimana pendapatan petani meningkat dan juga irigasi berjalan dengan baik kemudian juga hasil daripada pertanian mendongkrak nilai tukar petani,” ujar Airlangga.

Selain itu, World Bank juga mengapresiasi program penurunan stunting yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui program early childhood. Presiden menyebut bahwa terjadi penurunan angka stunting di Indonesia dari 37 persen menjadi 21 persen, penurunan tingkat kemiskinan ekstrem dari 6,2 persen menjadi 0,8 persen.

"Nah terkait dengan program tersebut, Bapak Presiden juga bercerita mengenai program dana desa di mana dana desa sebesar Rp71 triliun dipergunakan untuk berbagai kegiatan di pedesaan termasuk untuk mengurangi dari pada stunting," ungkap Airlangga.

BERITA REKOMENDASI

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya resiliensi pangan dan energi hijau untuk masa depan Indonesia. Menurut Presiden, Indonesia memiliki program terkait dengan energi bersih antara lain hydro solar geothermal.

Baca juga: PLN Dapat Pendanaan Rp9,4 Triliun dari World Bank untuk Transisi Energi

“Dan juga dari World Bank mengatakan pentingnya untuk pengembangan transmisi infrastruktur, transmisi listrik. Dan tentu ini menjadi prioritas prioritas yang perlu dilakukan oleh pemerintah,” ucap Airlangga.

Presiden juga mengingatkan bahwa transisi energi perlu mempertimbangkan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Oleh karena itu, multiple source of energy dengan transmisi yang ter-conectivity antar pulau diharapkan dapat membuat harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh pemerintah juga tentunya ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak," tutur Airlangga.

Baca juga: Menhub Evaluasi Pinjaman World Bank Rp 1,8 Triliun untuk Pembangunan Infrastruktur di Medan

Presiden Jokowi turut menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia, serta dukungan untuk usaha kecil dan menengah.


Delegasi World Bank juga mencatat berbagai program untuk mendukung infrastruktur listrik dan praktik terbaik yang telah dilakukan di negara lain seperti India.

"Ada beberapa best practiceyang dilakukan di India, di mana India juga bisa mencari fundsejenis PLN namun fund tersebut di back up atau didukung oleh World Bank," kata Airlangga.

Terakhir, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Jokowi mendorong kebijakan penanganan keberlanjutan, termasuk pengembangan nursery untuk tanaman dalam skala besar di Tanah Air. Diantaranya adalah di Ibu Kota Nusantara dan Bali.

"Oleh karena itu, dari World Bank merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indonesia adalah program yang sifatnya masif, skala besar, dan juga dengan masif dan skala besar itu diharapkan bisa menjadi percontohan untuk negara-negara lain di luar Indonesia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas