Percepat Bauran Energi, PLTU Bengkayang Manfaatkan Limbah Serbuk Gergaji untuk Bahan Bakar
Penggunaan biomassa pada PLTU Bengkayang akan menurunkan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan terus digenjot dalam kegiatan usaha melalui program cofiring atau pembakaran dua jenis bahan bakar berbeda secara bersamaan.
Kali ini, PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang menjadikan biomassa dari limbah serbuk gergaji atau sawdust sebagai campuran energi primer di PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, biomassa sawdust menjadi salah satu pilihan untuk dijadikan energi primer menggantikan peran batubara.
Menurutnya, cofiring biomass ini juga merupakan salah satu green booster dalam program akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan di Indonesia.
"Penggunaan biomassa pada PLTU Bengkayang akan menurunkan emisi yang berasal dari sektor kelistrikan, hal ini merupakan dukungan PLN IP sebagai Subholding PLN kepada Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emision pada tahun 2060," kata Edwin ditulis Jumat (2/8/2024).
Edwin mengungkapkan, uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang merupakan konversi bahan bakar fosil batubara dengan bahan bakar biomassa.
Uji bakar tersebut menggunakan 250 ton atau 10 persen dari total pemakaian batubara PLTU Bengkayang per harinya.
"Uji bakar cofiring biomassa sawdust pada PLTU Bengkayang telah kami laksanakan dengan presentase 10% dari total pemakaian batubara, ini merupakan salah satu komitmen PLN dalam mendukung konversi energi baru terbarukan," tuturnya.
Baca juga: Faisal Basri Pesimistis Target Bauran Energi Terbarukan 23 Persen Bisa Tercapai di 2025
Manajer PLN IP UBP Singkawang Slamet Muji Raharjo mengatakan target produksi listrik yang bersumber dari biomassa pada PLTU Bengkayang sebesar 5.000 MW, artinya sekitar 4% dari total keseluruhan produksi listrik yang dihasilkan PLTU tersebut dalam waktu satu tahun.
Baca juga: Capaian Bauran Energi Terbarukan Masih Jauh dari Target, Menteri ESDM Beberkan Penyebabnya
"Setelah uji bakar cofiring sawdust ini kedepannya tentu kami akan lakukan secara berkelanjutan menggunakan biomassa sawdust dan alternatif lainnya," ujar Slamet.