Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tantangan Utama Indonesia Jika Terapkan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Indonesia menghadapi banyak tantangan dalam penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tantangan Utama Indonesia Jika Terapkan Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Endrapta Pramudhiaz
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) mengungkapkan tantangan dalam penerapan teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon atau Carbon Capture and Storage/Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, saat ini Pemerintah memiliki komitmen besar dalam mencapai target emisi nol bersih (net zero emission), salah satunya adalah dengan CCS/CCUS.

Teknologi ini diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam menekan jejak karbon negara yang dikenal sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia.

Dengan memanfaatkan CCS dan CCUS, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor industri dan energi, sekaligus mendukung transisi menuju energi bersih.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memenuhi komitmen dalam Perjanjian Paris dan memitigasi dampak perubahan iklim secara lebih efektif.

Meskipun CCS/CCUS menawarkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon, biaya tinggi yang terkait dengan implementasinya menjadi tantangan utama bagi Indonesia.

BERITA REKOMENDASI

"Rencana implementasi CCS/CCUS sekarang masih mahal, tapi memang harus kita coba. sesuatu kalau baru dicoba kan memang mahal," ucap Arifin dalam keterangannya, Selasa (6/8/2024).

Ia melanjutkan, Indonesia memiliki 15 proyek CCS/CCUS yang masih dalam tahap studi/persiapan yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia.

Baca juga: Honeywell Kenalkan Teknologi Penangkapan Karbon Dioksida untuk Industri Beremisi Tinggi

Yaitu terdiri dari proyek Tangguh EGR/CCUS, Abadi CCS, Sukowati CCUS/EOR, Gundih CCUS/EGR, Pilot Test CO2 Huff and Puff Jatibarang, Ramba CCUS/EOR, CO2 Huff and Puff Gemah, Sakakemang CCS.

Kemudian, Arun CCS, Central Sumatera Basin CCS/CCUS Hubs, Kutai Basin CCS Hub, Asri Basin CCS/CCUS Hubs, CCU to Methanol RU V Balikpapan, East Kalimantan CCS/CCUS Study, dan Blue Ammonia + CCS Donggi Matindok.

Baca juga: Teknologi Penangkapan Karbon Perlu Terus Dikembangkan untuk Masa Depan yang Lebih Bersih

Arifin melanjutkan, biaya untuk menginjeksikan per ton CO2 pada proyek penyimpanan CO2 akan memakan biaya yang tidak sedikit.


"Diantaranya adalah seperti Pemurnian Gas Alam, Gundih Jawa Timur dengan biaya 43 dolar AS hingga 53 dolar AS per ton CO2, dengan total 0,3 juta ton CO2 per tahun, investasi injeksi 105 juta dolar AS," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas