Pemerintah Siapkan Rencana Transformasi UMKM Jadi Berbasis Industri
Bappenas, KemenKopUKM tengah menyiapkan renstra tersebut agar UMKM bisa memiliki nilai tambah tinggi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tengah menyiapkan rencana strategis (renstra) agar bisa mentransformasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi berbasis industri.
Dibantu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), KemenKopUKM tengah menyiapkan renstra tersebut agar UMKM bisa memiliki nilai tambah tinggi.
"Kami juga sedang menyiapkan renstra, dibantu oleh teman-teman dari Bappenas, untuk transformasi UMKM diarahkan mengubah struktur ekonomi menjadi berbasis industri, bernilai tambah tinggi, dan menerapkan teknologi inovasi," kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius dalam acara Simposium Hari UMKM Nasional di kantornya, Senin (12/8/2024).
Baca juga: Cari Modal, Pemerintah Akan Ajak 10 UMKM Jual Saham di BEI
Adapun saat ini tantangan yang sedang dihadapi adalah UMKM di Indonesia masih didominasi yang berskala mikro.
Para UMKM tersebut belum terhubung dengan perusahaan-perusahaan besar dan belum menjadi bagian dari rantai pasok.
Yulius pun mendorong agar pelaku UMKM bisa meningkatkan teknologinya agar bisa bersaing dengan para pengusaha besar.
Strategi membawa UMKM menjadi berbasis industri ini dilakukan pemerintah melalui akses inovasi pembiayaan usaha.
"Kita juga sudah punya kredit usaha rakyat yang tetap kita dorong dan kita dampingi agar bisa diakses dengan baik," ujar Yulius.
"Selanjutnya yang kita dorong juga agar UMKM bisa terkoneksi dengan usaha besar atau dalam istilahnya [masuk ke dalam] rantai pasok," pungkasnya.
Sebelumnya pada beberapa kesempatan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memang kerap beberapa kali mendorong agar lebih banyak UMKM terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca juga: Industri Baja Lapis Unjuk Gigi di Indo Build Tech Expo
Hal itu karena penyerapan produk UMKM lewat rantai pasok industri dinilai masih cukup rendah.
"Sayangnya UMKM yang masuk rantai pasok industri itu masih kecil, kalau enggak salah angkanya 7 persen, kalah dengan Vietnam yang sudah 24 persen," jelasnya dalam Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Menurutnya, kerja sama dengan perusahaan besar hingga BUMN membuat sektor UMKM bisa mendapat kepastian pembelian produk.
"Ini juga akan membantu para UMKM 2 hal. Satu untuk akses pembiayaan, kalau ada kepastian produknya dibeli, jasanya diapakai, ini bank atau modal ventura atau lainnya akan semakin yakin tidak ragu untuk memberikan pinjaman," urai Teten
Lalu, Teten menjelaskan, dengan masuk ke rantai pasok industri, UMKM bisa meningkatkan kualitas produk yang dibuatnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia