Tak Sampai 2 Tahun, Istana Negara IKN Tampak Megah, Siap Digunakan Upacara HUT RI dan Sidang Kabinet
Baru Titik 0 IKN Nusantara yang sudah terbangun rapi dan jadi satu-satunya sport tujuan warga melihat calon Ibu Kota Negara.
Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, KALIMANTAN TIMUR - HANYA dalam tempo 21 bulan, lahan bekas hutan eucalyptus di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara disulap menjadi Istana Negara.
Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 2 triliun untuk membangun Istana dan fasilitas pendukungnya.
Termasuk patung raksasa Garuda seukuran lebar 177 meter dan tinggi 77 meter yang menjadi ikon Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
21 bulan lalu tepatnya 3 November 2022, atau awal dimulainya pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara, Tribunnews.com berkesempatan melihat langsung awal proses pembangunan.
Ketika itu, proses pembangunan baru tahap konstruksi dasar. Yakni pembangunan jalan, jembatan, saluran dan penataan kawasan untuk dijadikan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN Nusantara.
Jalanan sebagian besar masih berupa tanah. Sebagian baru jalan dikeraskan dengan batu. Saat dilintasi kendaraan, debu beterbangan.
Baru Titik 0 IKN Nusantara yang sudah terbangun rapi dan jadi satu-satunya sport tujuan warga melihat calon Ibu Kota Negara.
Baca juga: Naik Helikopter ke IKN, Jokowi dan Para Menteri Kumpul di Nusantara Jalani Sidang Kabinet Paripurna
Tribunnews pada 3 November 2022, bersama rombongan menyempatkan mengunjungi lokasi yang akan dibangun Istana Negara.
Kawasan Istana Negara berada di ketinggian 50 mdpl atau lebih tinggi dari kawasan sekitarnya. Walhasil, debu pun berhamburan saat kendaraan mencoba mendekat ke lokasi calon istana.
Kawasan calon istana ketika itu masih berupa lahan bekas hutan yang sudah tak ada tanaman. Kontur tanah dibiarkan naik-turun. Cuaca terik ketika itu terasa menyengat karena jauh dari pepohonan. Sebagian besar tumbuh ilalang yang masih pendek.
Salah satu penunjuk bahwa lokasi tersebut akan dibangun Istana hanyalah baliho selebar 3x2 meter berwarna merah putih bertuliskan Lokasi Pembangunan Istana Presiden.
Lokasinya berada di Blok 101, kode kavling 1.G0.101.10. Tertulis juga luas lahan untuk Istana Presiden mencapai 100 hektar. Tak ketinggalan pula logo PUPR terpampang di baliho tersebut.
Berjarak sekitar 500 meter dari baliho tersebut, terdapat pagar seng dan peralatan berat serta pekerja yang mulai menyiapkan konstruksi.
Ketika itu, petugas dari PUPR menjelaskan bahwa lokasi yang dimulai proses pembangunannya adalah Istana Negara.
Selang 21 bulan, tepatnya pada 7 Agustus 2024, Tribunnews.com kembali datang ke lokasi yang dulunya hanya lahan dipasang baliho bertuliskan Lokasi Pembangunan Istana Presiden. Hasilnya sudah 100 persen berbeda.
Istana Megah di Lokasi Bekas Hutan
Di lahan yang 21 bulan lalu masih tanah kosong, kini telah berdiri gagah bangunan Istana Negara dan Istana Garuda atau Kantor Presiden.
Menko Polhukam Hadi Tjahjanto yang hadir meninjau kesiapan Istana Negara IKN menggelar upacara 17 Agustus dan rapat paripurna mengatakan, Istana Negara telah selesai dibangun dan siap digunakan untuk Upacara 17 Agustus. Istana Negara IKN Nusantara adalah hasil karya anak bangsa.
"Istana negara lainnya dibangun kolonial. Tapi Istana Negara IKN dibangun oleh anak bangsa sendiri. Ini kebanggaan kita," tegas Hadi Tjahjanto
Total luas lahan Istana Negara IKN Nusantara mencapai 100 hektar. Dari luas tersebut, yang dibangun hanya 8 persen dan sisanya, 92 persen menjadi ruang terbuka dan hijau. Konsep ini mencerminkan forest city yang menjadi cirikas IKN.
Istana Negara berada di bagian depan. Menko Polhukam Hadi Tjahjanto yang memimpin rombongan pimpinan media massa mengecek kesiapan upacara 17 Agustus di IKN Nusantara menjelaskan, Istana Negara dan Istana Garuda sudah siap digunakan untuk upacara.
"Tanggal 17 Agustus nanti, upacara akan digelar di halaman Istana Negara," ujar Hadi Tjahjanto.
Di bagian depan Istana Negara, terdapat tangga berundak. "Pilarnya sebanyak 34 itu menandakan Indonesia saat Istana dibangun, terdiri dari 34 propinsi," jelas Hadi Tjahjanto.
Plt Kepala Otorita IKN Nusantara sekaligus Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono menjelaskan, bahwa Istana di IKN Nusantara terdiri dari dua bagian.
Istana Negara tempat kegiatan kenegaraan dan Istana Garuda yang di atasnya terdapat patung Garuda, tempat Presiden bertugas sehari-hari.
Istana Negara berada di bagian depan. Sedangkan Istana Garuda atau kantor residen, berada di belakang Istana Negara yang kontur tanahnya lebih tinggi serta berhias patung burung Garuda sedang mengepakkan sayap, karya seniman Nyoman Nuarta.
Persis di depan Istana Negara, terdapat halaman dan taman yang nantinya akan dijadikan lokasi upacara 17 Agustus.
"Tamu yang diundang ke sini (Istana Negara) sekitar 1.300 orang, " jelas Hadi Tjahjanto.
Di seberang jalan istana, terdapat lapangan seluas 100 x 200 meter yang kini sudah siap digunakan untuk upacara 17 Agustus.
Hadi Tjhajanto menerangkan, kalau berdiri di depan Istana dan menghadap lurus ke depan, maka akan melihat tiang bendera setinggi 17 meter dan kemudian lurus 300 meter lagi terdapat taman dan tiang bendera setinggi 79 meter.
"Lurus ke depan terus adalah Titik 0 IKN Nusantara. Inilah Sumbu Kebangsaan,"terang Hadi Tjahanto.
Menko Polhukam itu pun lantas mengajak perwakilan media masuk ke dalam Istana Negara. Hampir seluruh ruangan sudah rapi, termasuk ruang kenegaraan, ruang rapat, ruang kerja Presiden.
Di dalam Istana Negara terdapat Ruang Jamuan, Ruang Kegiatan Resmi, Ruang Kredensial, dan Ruang Bendera Pusaka.
Akhir Juli 2024, Presiden Jokowi mengecek Istana Garuda termasuk pula ruang rapat dan kamar tidur Presiden.
Rencananya, pada hari Seninm 12 Agustus 2024, digelar rapat paripurna kabinet di Istana Negara. Melihat kondisi Istana Negara saat ini, sepertinya sudah siap digunakan. Pasokan listrik, air dan internet sudah tak ada kendala di kawasan Istana Negara maupun Istana Garuda.
Oksidasi Patung Garuda
Belakangan ramai digunjingkan bentuk patung tembaga Garuda di Istana Garuda, malah tak mirip dengan burung Garuda. Warna patung Garuda dikritik karena gelap.
Tribunnews.com berkesempatan langsung melihat langsung Istana Negara dan Istana Garuda yang sudah hampir tuntas dibangun. Rencananya, 12 Agustus 2014 ini, Presiden Jokowi akan menggelar sidang kabinet Paripurna di Istana Negara IKN.
Jokowi juga akan menggelar Upacara Kenegaraan HUT Kemerdekaan RI ke-79 juga di halaman Istana Negara IKN.
Istana Negara seluas 100 hektar menelan dana hampir Rp 2 Triliun. Patung Garuda IKN dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter, kemudian dibangun dengan dengan 4.661 bilah selubung.
Satu selubung bilah tersebut memiliki berat 0,3 ton. Dengan demikian, berat keseluruhan patung garuda IKN mencapai 1.398,3 ton.
Juru bicara Otorita IKN Nusantara Throy Pantouw mengatakan warga burung garuda yang ada di Istana Garuda akan berubah menjadi warna hijau setelah teroksidasi.
"Itu warna hijau itu kalau sudah teroksidasi, itu nanti jadi hijau menurut pak Nyoman Nuarta,"
Garuda Kepakkan Sayap
Dikutip dari situs Kemenparekraf RI, bentuk desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan berupa burung garuda yang sedang mengepakkan sayap karya dari Nyoman Nuarta.
Desain dengan nama Istana Garuda merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang dibangun di lahan seluas 100 hektar.
Di Kawasan Istana Negara, ada berbagai bangunan yang sudah dan sedang dibangun. Yakni Istana Negara, Istana Garuda (Kantor Presiden), kantor Sekretariat Presiden, kantor Staf Khusus Presiden, bangunan paviliun Presiden, Wisma Negara, mess Paspamres, Masjid, Museum, bangunan pendukung dan bangunan check point.
Selain Istana Negara dan Istana Garuda, bangunan akan dibangun di kanan kiri lapangan sehingga menjadi satu kesatuan dari kawasan Istana Negara yang totalnya mencapai 100 hektar. Bangunan ter tertinggi di kawasan Istana Negara adalah Istana Garuda yang mencapai 4 lantai.
Filosofi Istana Garuda
Istana Garuda dirancang sebagai 'sesosok rumah' yang berasosiasi pada burung Garuda.
Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia.
Desain Istana Garuda ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air.
Desain burung Garuda erat kaitannya dengan Indonesia yang memiliki berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, dan perbedaan kepercayaan dan agama.
Garuda merupakan simbol persatuan sekaligus bagian dari lambang negara, Bhineka Tunggal Ika.
"Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama. Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar," ujar Nuarta. (Tribunnews/Yulis Sulistyawan).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.