Penuhi Kebutuhan Industri, Kemenperin Buka Kelas Teknologi Baja
Keunggulan Kelas Teknologi Industri Baja ini adalah jaminan magang dan kesempatan bekerja di PT Krakatau Posco.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Memasok kebutuhan industri baja akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetitif, Kementerian Perindustrian membuka Kelas Teknologi Industri Baja.
Kelas ini merupakan kelas industri bidang teknologi baja pertama di Indonesia, merupakan hasil kerja sama PT Krakatau Posco menggandeng SMK Kemenperin, yaitu SMK-SMTI Yogyakarta.
Kolaborasi PT Krakatau Posco dengan SMK-SMTI Yogyakarta tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan dari ruang lingkup kerja sama yang ditandatangani kedua pihak pada 9 November 2023 lalu.
Baca juga: Menperin: Kebijakan Probisnis Bisa Perbaiki Kinerja Industri yang Lesu
Untuk angkatan pertama, peserta kelas tersebut sebanyak 20 siswa yang telah lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) serta dengan keterlibatan langsung dari PT Krakatau Posco dalam proses seleksinya.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI) Kementerian Perindustrian Wulan Aprilianti Permatasari, menyebut keunggulan Kelas Teknologi Industri Baja ini adalah jaminan magang dan kesempatan bekerja di PT Krakatau Posco.
"Kurikulum dan tim pengajar juga bekerja sama langsung dengan perusahaan tersebut. Selain terdapat mata pelajaran yang dibutuhkan untuk industri baja, siswa juga akan mempelajari bahasa Korea untuk persiapan magang," tutur Wulan, Senin (12/8/2024).
SMK-SMTI Yogyakarta merupakan sekolah vokasi industri milik Kemenperin yang selama ini memfokuskan pembelajaran untuk menghasilkan tenaga kerja yang andal dalam bidang teknologi industri. Sekolah ini memiliki tiga kompetensi keahlian, yaitu Kimia Analisis, Kimia Industri dan Teknik Mekatronika.
"Ditempa menjadi SDM kompeten selama menempuh pendidikan, lulusan SMK-SMTI Yogyakarta diminati dan diserap oleh dunia industri. Dari 272 lulusan tahun 2023, sebanyak 217 orang di antaranya sudah bekerja, sementara 55 orang memilih untuk melanjutkan studi," jelas Wulan.
Sebelumnya, sekolah tersebut telah bekerja sama dengan berbagai mitra baik dalam dan luar negeri. Beberapa di antaranya adalah PT Amerta Indah Otsuka, Yangzhou Polytechnic Institute, Toyota Boshoku Ina, PT Siemens, PT TMMIN dan lain-lain.
"Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dengan Krakatau Posco dan dapat memenuhi harapan dari perusahaan. Untuk proyeksi ke depan, SMK-SMTI Yogyakarta dapat mereplikasi program yang sama untuk pemenuhan sumber daya manusia industri sesuai dengan kebutuhan teknis industri pada sektor yang lain," ucap Wulan.
Industri logam dasar menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada triwulan I tahun 2024, dengan mencapai 16,57 persen. Sektor ini menjadi bagian dari kontributor terbesar ketiga terhadap industri pengolahan, dengan kelompok industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik.
Selain itu, pada kuartal I-2024, ekspor produk baja meningkat 38,3 persen dari 3,81 juta ton menjadi 5,27 juta ton (y-o-y).
"Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui pelaksanaan berbagai program dan kebijakan strategis untuk melindungi sekaligus mengembangkan industri baja nasional serta meningkatkan daya saing industrinya," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.