Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kembangkan Hidrogen Hijau Selama 2031-2060, RI Butuh Investasi 25,2 Miliar Dolar AS

Indonesia membutuhkan investasi dari sektor swasta sebesar 25,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan hidrogen hijau

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kembangkan Hidrogen Hijau Selama 2031-2060, RI Butuh Investasi 25,2 Miliar Dolar AS
Endrapta Pramudiaz/Tribunnews.com
Ilustrasi: Stasiun pengisian bahan bakar hidrogen atau Hydrogen Refueling Station pertama di Indonesia. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia membutuhkan investasi dari sektor swasta sebesar 25,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan hidrogen hijau dari tahun 2031 hingga 2060.

Hidrogen hijau yang dihasilkan melalui elektrolisis air dan bersumber dari energi terbarukan seperti angin atau matahari, merupakan satu dari sekian jenis hidrogen yang sedang berkembang di Indonesia.




Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap, bahwa sudah ada satu BUMN yang beinvestasi dalam pengembangan hidrogen hijau.

Baca juga: Antisipasi Radikal Bebas dalam Sel Tubuh dengan Air Hidrogen Jepang

"Salah satu BUMN, Pertamina, sudah menginvestasikan 11 miliar [dolar AS], belum juga dari PLN dan sebagainya," kata Direktur Deregulasi Penanaman Modal Kedeputian Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Dendy Apriandi dalam acara diskusi bertajuk "Pengembangan Hidrogen sebagai Komoditas Strategis Industri" di Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2024).

Berdasarkan paparan Dendy, sudah ada perusahaan asing, yakni The Global Green Growth Institute (GGGI) yang bekerjasama dengan Samsung dan Hyundai, memproduksi hidrogen hijau di Indonesia.

Lokasi produksinya terletak di blok Sarulla, Sumatera Utara, dan nilai investasi dalam proyek ini sebesar 1,2 miliar dolar AS.

BERITA TERKAIT

Dendy mengatakan, total proyeksi pengembangan hidrogen hijau RI di sektor ketenagalistrikan selama 2031-2060, mencapai 62,3 gigawatt (GW).

Adapun hidrogen hijau bisa digunakan untuk transportasi, stationary power source, pemanas gedung/bangunan, industri feedstock, industri energi, dan penyimpanan energi.

"Penyimpanan energi karena kita sudah ada Pengaturan tentang CCS (Carbon Capture Storage)," ujar Dendy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas