Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Laju IHSG Siang Ini Tertekan, Rupiah Masih Kokoh

Tiga saham yang turut memberikan tekanan terhadap IHSG antara lain BBRI minus 0,62 persen, BRPT turun 1,33 persen, dan TLKM anjlok 1,04 persen.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Laju IHSG Siang Ini Tertekan, Rupiah Masih Kokoh
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi: Karyawan mengamati harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia di Jakarta 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,44 persen atau turun 32,84 poin ke level 7.403 pada jeda perdagangan, Kamis (15/8/2024).

Mengutip RTI Business, indeks komposit menempati zona merah setelah sempat dibuka menguat pagi tadi.

IHSG membukukan nilai transaksi Rp5,02 triliun dari volume perdagangan sebanyak 9,33 miliar saham dan frekuensi perpindahan tangan 605.185 kali.

Baca juga: IHSG Dibuka Menghijau, Nilai Tukar Rupiah Sentuh Rp15.618 Per Dolar AS

Adapun kapitalisasi pasar siang ini berada di angka Rp12.598 triliun.

Mayoritas indeks sektoral terkoreksi di bawah satu persen di mana hanya ada dua sektor saham yang menguat yakni konsumen siklikal naik 0,30 persen dan real estate naik 0,39 persen.

Tiga saham yang turut memberikan tekanan terhadap IHSG antara lain BBRI minus 0,62 persen, BRPT turun 1,33 persen, dan TLKM anjlok 1,04 persen.

BERITA TERKAIT

Adapun saham-saham yang paling aktif diperdagangkan ialah WIKA sebanyak 46.119 kali, BBRI sebanyak 25.525 kali, BBYB sebanyak 12.870 kali, PTPP sebanyak 11.907 kali serta WTON sebanyak 10.886 kali.

BBRI, BMRI, WIKA, BBCA, AMMN mencatatkan transaksi terbesar di atas Rp150 miliar pada perdagangan siang ini.

Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di tren penguatan.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat, Rupiah Makin Perkasa Rp 15.832 Per Dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda pukul 12.00 WIB menguat 0,13 persen di level Rp15.695 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah akibat ekonomi global yang mengalami tekanan.

Di antaranya yang paling kentara adalah kondisi ekonomi AS yang dikabarkan terancam resesi.

Hal itu karena para pelaku pasar keuangan memperkirakan AS bakal mengalami hard landing usai mengalami inflasi tinggi.

"Inilah yang terjadi pada minggu lalu menunjukkan volatilitas besar dari sisi ekonomi AS dan pengaruhnya ke seluruh dunia," tuturnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.600 - Rp15.710 per dolar AS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas