Koperasi Pemulung di Tangsel Jadi Penerima Dana Lingkungan Pertama dari Pemerintah
Recycle Business Unit (RBU) Tangerang Selatan dipercaya menjadi salah satu penerima layanan dana lingkungan yang pertama dari Pemerintah Indonesia
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) Tangerang Selatan dipercaya menjadi salah satu penerima layanan dana lingkungan yang pertama dari Pemerintah Indonesia.
Presiden Joko Widodo menyerahkan sertifikat tersebut kepada Listiarsih, Ketua Koperasi Pemulung Berdaya di Festival Lingkungan Iklim Kehutanan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2 yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta,Jumat, 9 Agustus 2024 didampingi sejumlah menteri.
Listiarsih dari perwakilan Koperasi Pemulung Berdaya mengatakan, pemulung memiliki peran penting dalam pengelolaan
sampah, namun sering terpinggirkan.
Baca juga: Pemerintahan Baru Diharapkan Dukung Gerakan Koperasi lewat Kebijakan dan RUU Perkoperasian
"Dana layanan pembiayaan ekonomi sirkular yang dipercayakan akan kami gunakan untuk mengembangkan koperasi. Dengan demikian, para pemulung yang telah menjadi anggota koperasi bisa merasakan manfaatnya dan semakin berdaya dalam meningkatkan kesejahteraannya," ujarnya dikutip Jumat, 16 Agustus 2024.
Dikutip dari keterangan pers Sekretariat Kabinet, saat penyerahan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dan SK Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA), serta Sertifikat Layanan Dana Lingkungan kepada perwakilan masyarakat, Presiden Joko Widodo berpesan lingkungan harus selalu dijaga agar terjaga pula kualitas hidup masyarakat.
Kerusakan lingkungan bisa menyebabkan bencana seperti kekeringa hingga kelangkaan pangan.
Layanan dana masyarakat untuk lingkungan yang diserahkan dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)
nilainya diproyeksikan mencapai 2.000-50.000 dolar AS.
Dana tersebut bukan berasal dari APBN, tetapi dari filantropi, dari bilateral kerjasama iklim seperti Norwegia, Jerman, dan juga multilateral seperti GCF, GEF, termasuk Bezos Earth Fund.
Dana-dana seperti ini untuk aksi iklim, untuk Folu Net Sink, untuk aksi lingkungan, ekonomi sirkular, dan
lain-lain yang terus berkembang dan akan dilanjutkan.
BPDLH merupakan arahan Presiden Indonesia guna mendukung kerja-kerja masyarakat untuk lingkungan yang perlu difasilitasi.
Pendirian Koperasi Pemulung Berdaya sejak awal mendapat pendampingan dari Aqua. Pada tahun 2010, bersama Danone Ecosystem mendorong pertumbuhan model bisnis sosial daur ulang sampah plastik dengan menghadirkan unit bisnis daur ulang atau dikenal sebagai recycling business unit (RBU).
Baca juga: Komitmen Sejahterakan Pelaku Usaha, INKOPPAS Dorong Koperasi Pasar Kelola Aset Bisnis
Total ada 6 RBU yang tersebar di Bali, Lombok, Bandung dan Tangerang Selatan yang mengumpulkan atau membeli
sampah botol plastik PET dari pemulung, membersihkan, mencuci dan mencacah, kemudian menjualnya
sebagai bahan baku botol baru kepada pabrik pembuatan botol baru yang merupakan mitra bisnis
Aqua.
Sejak berdiri di 2013, Koperasi Pemulung Berdaya telah memiliki 4 unit bisnis daur ulang satelit berlokasi di Gunung Sindur, Bogor, Sukabumi, Bekasi, dan Labuan Bajo dan berhasil mengumpulkan lebih dari 2 ribu ton sampah botol PET di 2023.
Bisnis mereka juga mencakup jual beli kemasan, karton, kertas, aluminium, besi, kaleng, plastik pp serta gelas dengan total omset hingga Rp 20 miliar per tahun di 2023 dengan total 91 anggota..
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia mengatakan, Koperasi Pemulung Berdaya merupakan mitra binaan Aqua untuk mengelola sampah plastik. Mereka kini menyuplai recycle PET (rPET) untuk digunakan menjadi kemasan botol baru.
Dia menegaskan, perusahaannya berkomitmen untuk mendorong perubahan yang berdampak positif bagi lingkungan dan berkelanjutan.