Kemenperin Klaim Perayaan HUT ke-79 RI Bantu Pemulihan IKM Tekstil: Tiba-tiba Banyak Order
Dalam menghadapi gempuran produk impor ilegal, Reni menilai bahwa produk-produk IKM tekstil lokal ini harus lebih dikenalkan kepada publik.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![Kemenperin Klaim Perayaan HUT ke-79 RI Bantu Pemulihan IKM Tekstil: Tiba-tiba Banyak Order](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/direktur-jenderal-industri-kecil-menengah-dan-aneka-ikma-kemenperin.jpg)
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengklaim perayaan HUT ke-79 RI membantu pemulihan Industri Kecil Menengah (IKM) tekstil dalam negeri.
Menurut Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita, industri tekstil kebanjiran pesanan untuk perayaan kemerdekaan Indonesia beberapa hari lalu.
"IKM tekstil itu kemarin kan mulai ada yang terkoreksi, [kemarin saat 17-an] sudah [dapat] order tiba-tiba," katanya ketika ditemui di sela-sela Pameran Asta Kriya Nusantara yang berlangsung di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).
"Kebetulan kemarin juga kan 17-an, harapannya mulai banyak order kan," lanjutnya.
Baca juga: Empat Insentif Ini Bisa Bikin Industri Tekstil Kembali Bergairah, Kasih Cashback Investasi Mesin
Reni mengatakan, agar IKM tekstil bisa lebih bangkit lagi, perlu digaungkan bagaimana produk-produk mereka itu sebenaranya tidak kalah dibanding produk impor.
Dalam menghadapi gempuran produk impor ilegal, Reni menilai bahwa produk-produk IKM tekstil lokal ini harus lebih dikenalkan kepada publik.
Di samping saat ini pemerintah telah memiliki Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Impor Ilegal yang salah satu tugasnya mengawasi produk tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Dengan adanya tampil seperti itu kan konsumen mulai lihat, 'Oh iya ya, saya lebih baik beli baru daripada beli thrifting. Lebih baik saya beli dari yang toko yang benar nih.' Kan itu usaha-usaha sebenarnya [yang perlu dijalankan]," ujar Reni.
Ia pun mengatakan bahwa berbagai gerakan seperti Bangga Buatan Indonesia sudah terbukti bisa menjadi kesempatan produk IKM tekstil mementaskan diri di publik.
Akhir-akhir ini, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah menjadi sorotan karena tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak di antara perusahaan.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai daya saing di industri tekstil memang terus menurun, terlihat dari banyaknya relokasi pabrik merek pakaian jadi global.
"Mereka ke Vietnam, Bangladesh, bahkan ke Ethiopia," ujar Bhima saat dihubungi, Jumat (21/6/2024).
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan TPT termasuk pakaian jadi mengalami kontraksi pada triwulan II 2024.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, industri TPT dan pakaian jadi pada triwulan II tahun 2024 terkontraksi minus 0,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Jadi terkontraksi, tetapi kalau dilihat dari besarannya cukup kecil ya 0,03 persen," kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Ia mengatakan, bila melihat secara quarter-to-quarter (qtq), pertumbuhan industri TPT dan pakaian jadi itu juga terkontraksi sebesar minus 2,63 persen.
"Jadi, untuk quarter dua tahun 2024, pertumbuhan industri tekstil pakaian jadi terkontraksi, baik secara year on year maupun secara qtq," ujar Edy.
Per Juni 2024, berdasarkan data Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), ada enam perusahaan tekstil yang melakukan PHK karena menutup pabriknya.
Lalu, ada empat perusahaan yang melakukan PHK akibat efisiensi perusahaan.
Detailnya untuk enam pabrik yang melakukan PHK akibat pabrik tutup ada PT S Dupantex di Jawa Tengah PHK sekitar 700 pekerja. Lalu, ada PT Alenatex di Jawa Barat PHK sekitar 700 pekerja. Ada juga PT Kusumahadi Santosa di Jawa Tengah PHK sekitar 500 pekerja.
Berikutnya, ada PT Kusumaptura Santosa di Jawa Tengah sekitar 400 pekerja. Ada PT Pamor Spinning Mills di Jawa Tengah PHK sekitar 700 pekerja. Terakhir, ada PT Sai Apparel di Jawa Tengah PHK sekitar 8 ribu pekerja.
Sementara itu, untuk perusahaan yang melakukan PHK akibat efisiensi ada PT Sinar Panca Jaya PHK sekitar 2 ribu pekerja. Lalu, ada PT Bitratex di Semarang sekitar 400 pekerja.
Kemudian, ada PT Johartex di Magelang PHK sekitar 300 pekerja. Terakhir, ada PT Pulomas di Bandung sekitar 100 pekerja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.